Tahapan-tahapan Syetan Menggoda Manusia

6 minutes reading
Thursday, 25 Aug 2022 22:19 0 564 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له

 اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

يأيها الناس أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون

قال تعالى :

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا   يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita, nikmat yang banyak sekali, semakin kita diberi ilmu maka semakin susah kita menghitung nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, kecuali orang-orang yang jahil tidak memiliki ilmu yang beranggapan bahwa Allah tidak memberikan nikmat kecuali sedikit saja.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya juga.

Hadirin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala, kami wasiatkan kepada para jamaah rahimakumullah  marilah kita jaga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wataala, hanya takwalah yang akan membuat kita menjadi mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala, Allah tidak akan melihat seseorang pada hartanya, nasabnya, pangkat kedudukannya, tapi yang Allah lihat dan muliakan pada diri seseorang adalah ketakwaannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu” (QS. Al Hujurat: 13)

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam khutbah ini kami sampaikan firman Allah subhanahu wata’ala dalam surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Al hakim imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dan membenarkan Rasul-Nya agar berpegang teguh kepada tali Islam dan syari’atnya, menjalankan semua perintahnya dan juga larangan-larangannya sekuat kemampuannya, dan benar-benar menjauhi langkah-langkah setan.

Lalu berkenaan dengan lafadz ٱلسِّلْمِ dalam ayat di atas, para ahli tafsir di antaranya Ibnu Abbas menjelaskan bahwa maksudnya adalah Islam, ada juga yang menafsiri dengan ketaatan, dan ada juga yang menafsiri dengan kedamaian. Namun semua ulama sepakat bahwa berbagai tafsiran itu saling melengkapi satu sama lain; Islam adalah merupakan ketaatan kepada Allah, selain itu Islam juga agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan keadilan.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, setelah lafadz  ٱلسِّلْم ada juga lafadz  كَآفَّةً yang dalam struktur bahasa Arab menunjukkan posisi حال  yang maksudnya adalah menceritakan keadaannya, yaitu masuklah kepada Islam dengan keadaan masuk dengan totalitas. Lalu dijabarkan lagi oleh Imam Mujahid rahimahullah lafadz  كَآفَّةً dengan “Kerjakanlah seluruh amal shalih dan semua kebaikan”. Lalu Ibnu Katsir juga menjelaskan makna كَآفَّةً berdasarkan apa yang disampaikan oleh Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat tersebut:

ادخلوا في شرائع دين محمد صلى الله عليه وسلم ولا تدعوا منها شيء

Artinya: ” Masuklah kalian ke dalam syariat-syariat agama Muhammad shallallahu alaihi wasallam, janganlah kalian meninggalkan ajarannya sedikitpunsedikitpun.”

Sedangkan Ikrimah mengatakan bahwa ayat di atas turun berkaitan dengan masuk Islamnya para sahabat dari kalangan Yahudi dan kalangan lainnya dari para sahabat yang baru masuk Islam, mereka meminta ijin kepada nabi untuk membaca Taurat di malam hari, sehingga turunlah ayat ini yang memerintahkan untuk masuk Islam secara totalitas. Ayat ini juga merupakan bukti cinta Allah yang sangat besar kepada hamba-Nya sehingga Ia memberikan arahan dan perintah agar hamba-Nya tidak jatuh dalam kesalahan.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, faidah berikutnya dari ayat di atas adalah perintah Allah subhanahu wata’ala agar kita waspada terhadap langkah-langkah setan, sehingga kita tidak terjatuh dalam tipu muslihatnya, apalagi setan adalah musuh yang nyata bagi kita orang-orang beriman.

Salah satu contoh tipu daya setan adalah sebab turunnya ayat ini, yaitu permintaan ijin dari para sahabat yang baru masuk Islam untuk mengamalkan sebagian ajaran pada agama mereka sebelumnya, inilah salah satu tipu daya setan yang sangat besar.

Kewaspadaan kita terhadap tipu daya setan harus kita tingkatkan dengan cara menggali apa saja yang bisa menjadi celah bagi setan untuk menipu daya kitakita.  Imam Ibnu Qayyim di dalam kitab karyanya yang bernama “Madarijus Salikin” telah memberikan petunjuk bagi kita agar kita selamat dari godaan setan. Beliau merincikan bahwa dalam menggoda manusia setan memiliki enam tahapan;

Tahapan pertama: Menjadikan manusia jadi kafir atau musyrik.

Objek tahapan pertama ini adalah seorang muslim yang digoda agar menjadi kafir atau musyrik, jika tidak berhasil maka setan tidak akan berputus-asa, setan akan berusaha menggoda dengan beralih menggunakan tahapan yang kedua. Tahapan pertama ini adalah langkah paling utama dan paling tinggi nilainya bagi setan, karena tujuannya adalah bagaimana seorang muslim berubah menjadi kafir atau melakukan kesyirikan alias musyrik.

Tahapan kedua: Menyeret hamba pada perbuatan bid’ah.

Ketika setan tidak mampu menggoda manusia pada tahapan pertama maka setan beralih pada tahapan kedua, yaitu menyeret hamba pada perbuatan bid’ah, amalan yang diada-adakan dalam urusan agama, setan menyamarkan dan menghiasi bid’ah sebagai amalan yang sangat baik, padahal tidak ada pahalanya bahkan yang didapatkan adalah dosa. Amalan bid’ah itu tertolak, tidak mendatangkan pahala apa-apa.

Tahapan ketiga: Menjerumuskan manusia melakukan dosa-dosa besar.

Setelah tahapan yang kedua dengan menjerumuskan manusia pada perbuatan bid’ah tidak berhasil, maka setan beralih pada tahapan ketiga, yaitu menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa-dosa besar. Setan menghiasi dengan iming-iming umur masih panjang, Allah Maha Pengampun, nanti bisa segera taubat dan seterusnya. Seseorang jika sudah melakukan dosa besar bukan berarti ia bisa langsung bertaubat karena setan pasti akan menggodanya untuk melakukan dosa besar lagi dan lagi sehingga berbuat dosa besar itu menjadi kebiasaan dan karakternya.

Tahapan keempat: Menjerumuskan manusia pada dosa-dosa kecil

Jika hamba digoda dengan melakukan dosa besar masih saja tetap tidak bisa maka setan tidak akan berputua asa, ia akan beralih lagi godaannya dengan menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa-dosa kecil. Setan menggoda dengan membisikkan bahwa ini hanya dosa kecil, dosanya sangat ringan sekali, gampang dihapus, lagipula Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun pasti akan gampang diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala, hingga akhirnya manusia menjadi terbiasa melakukan dosa-dosa kecil.

Tahapan kelima: Menghiasi manusia dengan perkara-perkara mubah

Apabila setan kembali gagal dalam menggoda orang beriman untuk melakukan dosa-dosa kecil maka setan akan menurunkan gridnya ke tahapan kelima, yaitu menggoda manusia untuk sibuk dengan perkara-perkara yang mubah, hal-hal yang boleh dilakukan hingga akhirnya manusia tersibukkan dengannya dan kehabisan waktu dari perkara-perkara yang ada pahalanya.

Tahapan keenam: Menyibukkan manusia dengan amalan yang tidak lebih utama

Jika manusia yang digoda masih kukuh, masih kuat sehingga tidak tergoda untuk menyibukkan diri dengan perkara-perkara mubah maka setan akan ganti menggoda dengan tahapan yang keenam, yaitu menyibukkan manusia dengan amalan yang mafdhul, amalan yang tidak lebih utama sehingga lalai dari amalan-amalan yang afdhal,  amalan yang lebih baik dari amalan-amalan sebelumnya. Disibukkan dengan perkara-perkara yang sunnah sampai waktunya habis untuknya dan justru meninggalkan perkara-perkara yang wajib.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, berdasarkan jabaran tersebut maka kita perlu untuk waspada karena setan sangat bersemangat untuk menggoda kita dengan berbagai tahapannya.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

أيها الناس أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, di dalam khutbah kedua ini kami sebutkan sebuah ayat:

قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ  ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِين

Artinya: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al A’raaf)

Ketika Allah memfonis bahwa setan sesat dan akan menjadi penghuni neraka selamanya maka setan bertekad untuk benar-benar menggoda bani Adam apapun caranya. Seperti dicontohkan juga dalam kisah seorang ahli ibadah dan wanita yang dititipkan padanya.

Akhirnya marilah kita tutup khutbah siang ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala agar ditunjukkan pada kebenaran dan diberi rizki untuk mengerjakannya, dan ditunjukkan pada kebatilan serta diberi rizki untuk meninggalkannya.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل الإسلام والمسلمين

اللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه وأنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه

اللهم إنا نسألك العفو والعافية في ديننا ودنيانا وأهلنا ومالنا ومعهدنا

اللهم استر عوراتنا وآمن روعاتنا

اللهم اجعل خير عمورنا آخره وخير عملنا خواتمه وخير أيامنا يوم نلقاك

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

سبحان الله رب العزة عما يصفون وصلى الله على محمد وبارك وسلم

 

Khatib : Ustadz Hasyim A

Editor : Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *