Cela Dunia

5 minutes reading
Thursday, 1 Sep 2022 16:39 0 554 admin

 

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي ولا رسول بعده

اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين أما بعد

فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد قال تعالى

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار  

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kita ke hadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan kepada kita nikmat yang sangat banyak, sehingga seandainya kita mencoba menghitungnya dengan menjadikan air lautan sebagai tintanya dan pohon-pohon sebagai penanya maka tidak akan cukup dan mampu untuk kita lakukan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita, uswah hasanah kita, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mengamalkan ajaran-ajarannya hingga hari kiamat.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, tidak lupa kami selalu khatib berwasiat kepada diri kami khususnya dan juga kepada jamaah semuanya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan takwa yang sebenar-benarnya, dengan memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hanya dengan takwalah kita bisa selamat karena sebaik-baik bekal adalah takwa.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, ada sebuah hadis yang di antaranya diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa dunia dan seisinya dilaknat oleh Allah kecuali tentang berzikir kepada Allah;

ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها، إلا ذكر الله وما والاه، وعالم أو متعلم

Artinya: “Sesungguhnya dunia terlaknat dan apa yang didalamnya, kecuali berzikir kepada Allah dan yang membuatnya mengarah kepada berzikir kepada-Nya, orang yang berilmu, dan orang yang belajar.”

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai isi hadits ini, antara lebih utama mana hidup berkecukupan atau hidup dengan sangat sederhana sampai tidak punya apa-apa. Tapi yang jelas, Allah subhanahu wata’ala di satu sisi mendorong hamba-hamba-Nya untuk berusaha, tapi kita dilarang untuk meminta-minta sehingga merendahkan martabat manusia bahkan menunjukkan ketidakmampuan mensyukuri apa yang Allah sediakan kepada kita sebagai makhluk, dan dilarang juga untuk menumpuk-numpuk harta sampai berlebihan dan tidak ada yang disedekahkan sama sekali.

Walhasil, memahami hadis di atas bukan berarti kita tidak memperdulikan dunia sehingga menganggap seluruh bagian dari dunia itu buruk. Padahal, bukankah manusia juga hidup di dunia? Dunia yang dimaksud di sana adalah, seperti kata Ibnu Hajar Al Hanbali dalam kitab Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, adalah yang memalingkan kita dari Allah subhanahu wata’ala dan mengenal-Nya.

فالدنيا وكل ما فيها ملعونة، أي مبعدة عن الله؛ لأنها تشغل عنه، إلا العلم النافع الدال على الله وعلى معرفته، وطلب قربه ورضاه، وذكر الله وما والاه، مما يقرب من الله. فهذا هو المقصود من الدنيا

“Maka dunia itu dan seisinya terlaknat, artinya menjauhkan dari Allah, karena ia membuatmu sibuk dengannya. Kecuali ilmu yang bermanfaat yang menunjukkan engkau kepada Allah dan mengenal-Nya, berusaha mendekati-Nya dan mencari ridho-Nya, mengingat-Nya dana pa yang mendekatkan kepada hal tersebut. Inilah yang dimaksud dunia disitu.”

Ini sesuai dengan banyak ayat dalam Al Quran yang menyebutkan kalau dunia ini hanya senda gurau (la’ibun wa lahwun), dan akhirat yang lebih utama, sampai ayat yang menyebutkan kalau kehadiran penghuni dunia ini di satu sisi terlihat indah (ziinah), tapi ia juga merupakan cobaan (fitnah) untuk menguji seberapa takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, Dunia pada dasarnya bukanlah sesuatu yang harus dijauhi. Namun dunia bisa menjadi penghalang untuk bisa sampai kepada Allah. Harta pada dasarnya bukanlah sesuatu yang di benci. Namun, harta itu tercela jika dia melalaikan kita dari mengingat Allah. Betapa banyak kaum muslimin yang tertipu dengan gemerlap dunia sehingga lupa akan tujuan penciptaannya. Ironisnya mereka tidak menyadari hal tersebut dan ketika ditanya, “Apakah yang engkau inginkan, dunia ataukah akhirat?” Serentak dirinya menjawab, “Saya menginginkan akhirat!” Padahal keadaan dirinya menjadi saksi atas kedustaan ucapannya tersebut.

Cinta terhadap keindahan dan kenikmatan dunia adalah sesuatu yang menjadi ciri khas makhluk Allah yang bernama manusia. Allah berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, demikianlah watak asli manusia, sehingga tidak ayal lagi hal itulah yang banyak menjerumuskan manusia sehingga hatinya terkait dengan dunia padahal tidak dipungkiri lagi keterkaitan hati dengan dunia merupakan fitnah sekaligus musibah yang menimpa umat ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

 إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَال

“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah bagi umatku adalah harta.” (HR. At Tirmidzi)

Maka sungguh mengherankan tatkala seseorang yang seharusnya beramal untuk mencapai surga yang luasnya bagaikan langit dan bumi, justru tenggelam dalam fitnah dunia dan harta. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat khawatir bila pintu-pintu kesenangan duniawi telah dibukakan bagi umat ini karena hal itulah yang menyebabkan manusia berpaling dari agama. Wallahul musta’an

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, jangan jadikan hati kita terkait dengan dunia, jangan sampai dunia masuk ke dalam hati kita dan bercokol di dalamnya, mari kita teladani generasi terbaik umat ini, mereka menggenggam dunia, namun cukup sampai di situ dan tidak merasuk ke dalam hati. Maka jadilah mereka generasi yang mencurahkan segenap jiwa raganya untuk kehidupan akhirat, dunia sebatas di genggaman saja sehingga mudah dilepaskan, mudah untuk diinfakkan di jalan Allah. Adapun kita wahai kaum muslimin, di manakah kedudukan kita jika dibandingkan mereka? Di mana?! Tentu sangat jauh dari mereka!

Oleh karena itu wajib bagi diri kita untuk merenungi sekali lagi bahkan senantiasa merenungi apakah tujuan kita diciptakan di dunia ini. Sangat mengherankan jika seorang muslim telah mengetahui tujuan penciptaannya kemudian lalai dari hal tersebut. Sekali lagi, mari kita senantiasa mengaitkan amalan kita dengan akhirat, jika anda seorang yang mempelajari ilmu dunia, maka niatkanlah untuk akhirat, niatkanlah bahwa dirimu dengan ilmu tersebut akan membantu kebangkitan kaum muslimin. Jika anda seorang pengajar, dosen atau semisalnya, maka niatkanlah aktivitas mengajar anda untuk akhirat dan kebangkitan kaum muslimin, demikian juga seluruh profesi, maka niatkanlah untuk akhirat.

Namun apabila niat kita justru sebaliknya, kita belajar, mengajarkan ilmu dunia, berbisnis dan melakukan aktivitas dunia lainnya hanya sekedar untuk mendapatkan dunia, maka kita telah merugi karena telah melewatkan keuntungan yang amat banyak dan jangan sampai kita mencela kecuali diri kita sendiri.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

يأيها الناس أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون

إن الله وملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل الإسلام والمسلمين

اللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه وأنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه

اللهم إنا نسألك العفو والعافية في ديننا ودنيانا وأهلنا ومالنا ومعهدنا

اللهم استر عوراتنا وآمن روعاتنا

اَللّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

سبحان الله رب العزة عما يصفون وصلى الله على محمد وبارك وسلم

 

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *