Beberapa Hal Yang Perlu Kita Upayakan Agar Doa Kita Dikabulkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala

12 minutes reading
Tuesday, 9 Nov 2021 06:24 0 347 admin

 

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعه إلى يوم القيامة.

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساءا واتقوا الله الذي تسائلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

فإن أصدق الحديث كتاب الله خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah

Pertama, kami wasiatkan kepada hadirin untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala, ini adalah perkara penting sebagaimana setiap khatib naik di atas mimbar, yang pertama kali dibacakan adalah firman Allah subhanahu wata’ala :

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa

ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Dan janganlah sekali-kali kalian mati, meninggalkan dunia ini, kecuali kalian dalam keadaan muslim

Ini menandakan betapa pentingnya takwa dalam kehidupan kita di dunia ini, sehingga setiap khatib di dalam berkhutbah, di antara tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu untuk berpesan agar meningkatkan takwa, agar bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa dan berpesan agar kita jangan sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali kita dalam keadaan Islam.

Kemudian bertakwa bisa kita artikan yaitu kita ikuti petunjuk-petunjuk Allah, kita ikuti, kita patuhi syariat-syariat Allah baik itu berupa perintah-perintahNya dan juga berupa larangan-laranganNya, dalam hal segala aspek kehidupan kita, bukan hanya sekedar dalam urusan ibadah mahdhoh saja, melainkan dalam segala aspek kehidupan manusia, insyaAllah kita akan jadi hambaNya yang bertakwa dikarenakan kita mengikuti petunjukNya.

Kemudian yang berikutnya, kami juga mengajak kepada para hadirin untuk senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala, atas nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, sungguh besar, sungguh agung nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, semakin kita banyak memiliki ilmu, semakin kita mengerti betapa besar nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Maka dengan mengingat nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita insyaAllah juga akan bisa menjadi pendorong kita, menjadi support, menjadi motivasi agar kita bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Selanjutnya shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, juga kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikut-pengikutnya.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah

Dalam khutbah ini kami sampaikan khutbah dengan judul “Beberapa hal yang perlu kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala”

Perlu kita ketahui bahwa kita adalah manusia, mahluk ciptaan Allah subhanahu wata’ala, diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala dengan berbagai macam kesulitan dalam diri kita, berbagai macam permasalahan, diciptakan oleh Allah dalam kondisi lemah dan berbagai kekurangan. Allah berfirman di dalam Al Quran :

لقد خلقنا الإنسان في كبد

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah

Dan sekaligus harus kita yakini bahwa kita adalah hamba yang lemah, kita butuh kepada Allah, kita perlu berdoa kepada Allah dan kita juga harus meyakini bahwa Allah adalah tempat untuk bergantung, Allah adalah tempat untuk meminta. Oleh karena itulah banyaknya permasalahan-permasalahan yang kita hadapi tidak akan selesai begitu saja kalau kita tidak melibatkan Allah agar kita ditolongNya.

Dalam hal ini tentu saja ikhtiyar kita adalah ikhtiyar kauniyah, ikhtiyar yang secara syar’i diperbolehkan. Contohnya seseorang yang ingin selamat di dalam safar maka ia dituntut dengan ikhtiyar kauniyahnya agar berhati-hati dalam perjalanan dan mengikuti rambu-rambu aturan lalu lintas. Lalu selain itu ada ikhtiyar yang lain yaitu meminta keselamatan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan berdoa, dan ini pun telah diatur oleh syari’at.

Agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, di dalam agama kita ada beberapa petunjuk yang telah disimpulkan oleh para ulama :

Yang pertama adalah : kita upayakan agar kita dekat dengan Allah subhanahu wata’ala, taqorrub kepada Allah, kita laksanakan perintah-perintah Allah, baik yang fardhu maupun yang sunnah agar kita dekat dengan Allah, selain itu kita juga harus menjauhi larangan-larangan Allah, baik yang haram maupun makruh, semua itu harus kita jauhi.

Apabila kita ingin doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, hal-hal yang diharamkan Allah harus kita jauhi, barang-barang yang haram jangan sampai masuk ke dalam perut kita, inilah upaya amal-amal shalih agar kita dekat dengan Allah, insyaAllah dengan amal-amal shalih yang kita kerjakan Allah akan mencintai kita, Allah akan merahmati kita, sehingga apapun yang kita minta akan Allah kabulkan.

Maka di dalam kesempatan ini wahai para santri yang ada di dalam pondok ini, kalian sedang dipacu untuk beramal shalih, kalian sedang dimotivasi beramal shalih, kalian dijauhkan dari maksiat-maksiat, bahkan dilarang keras untuk mengerjakannya. Pada dasarnya ini adalah kesempatan, saat kalian berada di pondok ini adalah saat kalian sangat dekat dengan Allah subhanahu wata’ala, maka jangan sia-siakan kesempatan untuk memohon kepada Allah subhanahu wata’ala.

Kalian pasti menjumpai permasalahan-permasalahan, misalnya dalam pelajaran susah mengerti, hafalan sering lupa dan sebagainya, ini adalah permasalahan yang harus kalian perhatikan, bahwa yang bisa membantu semua ini adalah pertolongan Allah subhanahu wata’ala. Di samping ikhtiyar kauniyah yang juga harus kalian kerjakan, jangan lupa berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Di samping itu juga para wali dan orang tua kalian yang telah bersusah payah membiayai pendidikan kalian, maka kesempatan kalian di pondok adalah mendoakan mereka. Doakanlah mereka agar Allah lapangkan rezekinya, bila rezekinya jauh maka doakan agar Allah dekatkan, jika rezeki itu adanya di langit maka doakan agar rezeki itu turun menghampiri orang tua kalian, seandainya rezeki mereka berada di bumi maka doakan agar rezeki itu tumbuh dan menghampiri orang tua kalian. Ini sangat penting dan dalam kesempatan kali ini sangat saya tekankan.

Birrul walidain kalian ketika di pondok adalah mendoakan kedua orang tua, karena ketika orang tua kalian memiliki kesibukan sedangkan kalian berada di pondok maka kalian tidak bisa membantu, jika orang tua sakit kalian tidak bisa memijit, yang bisa kalian lakukan adalah mendoakan mereka kepada Allah subhanahu wata’ala.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah.

Pada dasarnya hal ini bukan hanya untuk santri saja, kita semua kaum muslimin jika ingin doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala maka pada dasarnya yang pertama perlu kita upayakan adalah taqorrub kita kepada Allah, ini jelas sesuatu yang ma’qul, sesuatu yang masuk akal, mana mungkin sesorang mau memberikan sebuah pemberian kepada seseorang jika orang yang meminta itu senantiasa memusuhi, misalnya kamu dimintai sesuatu oleh temanmu sedangkan temanmu itu tidak taat kepadamu bahkan membencimu, larangan-larangamu dilanggar, perintahmu juga tidak dikerjakan, maka pasti permintaan temanmu itu berat untuk kamu berikan.

Maka sungguh masuk akal bahwa poin yang pertama adalah kedekatan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, disamping doa kita akan dikabulkan, Allah pun akan memberikan balasan kepada kita dengan pahala yang berlipat-lipat atas taqorrub kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Kemudian yang kedua, hendaknya di dalam kita berdoa, kita perlu menyertakan asma-asma Allah, al asma’ul husna, nama-nama Allah yang agung. Karena di dalam Al Quran disebutkan yang disebut di dalam surat Al A’raf : 180

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Hanya milik Allah al asma’ al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut al asmaal husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Ketika kita menyebut al asma’ al husna di dalam doa kita berarti kita memanggil Allah dengan panggilan yang Allah sendiri mencintainya, nama yang Allah cintai dan apabila nama itu kita seru, kita mintai maka kecintaan Allah akan tumbuh lantaran doa yang kita panjatkan itu kita awali dengan menyebut al asma’ al husna. Di dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberi contoh kepada kita yaitu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa pasti di dalam doanya diawali dengan menyebut al asma’ al husna.

Lalu apa al asma al husna yang kita sebut di dalam doa kita? Sebaiknya al asma’ al husna yang kita sebut dalam doa kita itu kita hubungkan dengan apa yang kita butuhkan. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Nabi Ayyub ‘alaihis salam ketika beliau mendapatkan cobaan yang sangat berat dari Allah subhanahu wata’ala, beliau menyebut وأنت أرحم الراحمين yaitu yang artinya “Engkaulah dzat yang maha paling penyayang di antara yang menyayangi” dan beberapa contoh yang lain yang dikarenakan waktu yang sempit sehingga tidak mungkin saya jelaskan secara panjang lebar.

Misalnya kita memohon kepada Allah agar rezeki kita dilapangkan maka kita sebut asma Allah يا رزاق dan sebagainya, dan kiranya kita sebagai seorang muslim tentu setidaknya kita harus mengenal sekaligus hafal al asma’ al husna.

Kemudian yang berikutnya yang memudahkan doa kita dikabulkan Allah adalah dengan mencantumkan kalimat tauhid “Laailaaha illallaah” di dalam doa kita, karena pencantuman kalimat tauhid di dalam juga merupakan sebab dikabulkannya doa kita oleh Allah subhanahu wata’ala. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Yunus ‘alaihis salam ketika beliau mendapatkan cobaan yang sangat berat dari Allah subhanahu wata’ala. Mari kita bayangkan sejauh mana penderitaan Nabi Yunus ‘alaihis salam, setelah beliau menceburkan diri ke dalam laut lalu ditangkap dan ditelah oleh ikan paus, kemudian Allah takdirkan Nabi Yunus ‘alaihis salam masih hidup di dalam perut ikan paus itu.

Jika kita analisa secara ilmu pengetahuan, ikan paus adalah ikan yang bisa memangsa mahluk-mahluk yang besar dan bertulang keras, semua mangsanya itu bisa dilumat dengan perut dan lambungnya, lalu bagaimana kondisi Nabi Yunus yang hidup di dalam lambung ikan paus tersebut padahal perutnya begitu keras, asam lambungnya sangat kuat sehingga kulit Nabi Yunus ketika itu terkelupas, bagaimana rasanya kulit yang terkelupas bersentuhan dengan asam lambung? Pasti sangat sakit sekali, lebih sakit dari pada disiram dengan air garam, luka apabila tersiram cairan air asam pasti rasanya lebih sakit dibandingkan dengan disiram air garam.

Dalam kondisi gelap dan sakit yang tidak dapat kita bayangkan, apa yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Yunus as? Yaitu dzikir kepada Allah, menyebut asma’ Allah, kemudian mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala. Di antara doa Nabi Yunus ‘alaihis salam itu adalah:

لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Doa ini Nabi Yunus ‘alaihis salam ulang terus-menerus sehingga akhirnya beliau diberi pertolongan oleh Allah, yaitu menepinya ikan tersebut lalu memuntahkan Nabi Yunus ‘alaihis salam ke pinggiran pantai sehingga Nabi Yunus bisa keluar dengan selamat meskipun dalam kondisi yang sangat kritis, lapar yang sangat dahsyat, kekurangan oksigen, dan kulit yang terkelupas.

Karena doanya dikabulkan maka pertolongan Allah datang, ketika ikan itu memuntahkan Nabi Yunus ternyata Allah sudah menyiapkan rezeki untuk Nabi Yunus ‘alaihis salam, berupa tanaman yang ada di samping beliau, tanaman sejenis labu yang mengandung gizi tinggi dan bisa dikonsumsi dalam kondisi masih mentah tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Dengan itulah akhirnya Nabi Yunus bisa memulihkan kondisi tubuhnya. Ini adalah akibat dikabulkannya doa Nabi Yunus ‘alaihis salam oleh Allah subhanahu wata’ala, doa yang di dalamnya ada dzikir kepada Allah serta mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala.

Kemudian bisa juga doa kita akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala dengan kita sebut kesusahan kita di hadapan Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ayyub ‘alaihis salam ketika mendapatkan cobaan yang sangat berat, dulunya Nabi Ayyub adalah Rasul yang kaya raya, dianugerahi oleh Allah rezeki anak yang banyak, sawah ladang yang luas, hewan ternak yang banyak, juga emas perak yang sangat melimpah, sampai-sampai para malaikat sangat memuji dan memperbincangkan Nabi Ayyub, bahwa beliau adalah hamba Allah di muka bumi yang sangat mulia.

Ketika iblis mendengar semua itu iblis merasa sangat iri hingga kemudian iblis minta ijin kepada Allah subhanahu wata’ala untuk menggoda Nabi Ayyub ‘alaihis salam, Allah pun memberikan ijin kepada iblis meskipun iblis pasti akan gagal menggoda, menyesatkan Nabi Ayyub ‘alaihis salam.

Bentuk penderitaan Nabi Ayyub adalah rumahnya yang dibangun dalam kondisi kokoh, sangat mewah, tiba-tiba terjadi gempa dan runtuhlah rumah-rumah yang selama ini dibangun dengan kokoh dan indah tersebut. Sawah ladang yang dulunya subur tiba-tiba menjadi gersang, tanaman-tanaman layu, ditanami tidak mau tumbuh, hewan ternak yang dulunya sangat sehat-sehat satu persatu mati tidak ada satupun yang tersisa, demikian juga anak-anaknya satu persatu sakit sehingga tidak tersisa satu pun, lalu Nabi Ayyub ditimpa penyakit kulit yang menjangkiti seluruh tubuh beliau sampai yang tersisa hanyalah bibir dan lidah saja, dan memang itulah yang diminta oleh Nabi Ayyub agar beliau bisa berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala.

Puncak penderitaan beliau adalah ketika istrinya yang selama ini menemaninya, merawatnya, tiba-tiba ditumbuhi rasa bosan, tumbuh rasa muak terhadap suaminya hingga akhirnya istrinya pun meninggalkannya, Nabi Ayyub ditinggal seorang diri dalam kondisi lemas dan sakit yang sangat parah.

Apa yang dipanjatkan oleh Nabi Ayyub ‘alaihis salam dalam keadaan seperti itu? Yang beliau lakukan adalah mengadukan penderitaannya kepada Allah subhanahu wata’ala, dalam Al Quran disebutkan dalam surah Al Anbiya’ : 83

أني مسني الضر وأنت أرحم الراحمين

(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang“.

Dzikir ini terus menerus diucapkan oleh Nabi Ayyub ‘alaihis salam hingga akhirnya Allah mengabulkan permintaan beliau, yaitu Allah wahyukan kepada Nabi Ayyub agar membasuh sakitnya dengan air, air itu pun dibasuhkan lalu penyakitnya berangsur-angsur luntur sembuh hingga tidak tersisa sedikit pun, bukan itu saja, bahkan seluruh organ tubuhnya kembali normal seperti sediakala.

Kemudian yang bisa kita lakukan juga agar doa kita dikabulkan oleh Allah di antaranya adalah kita jujur mengaku kepada Allah bahwa kita adalah orang yang zhalim terhadap diri kita sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Adam ‘alaihis salam dan istrinya,  Nabi Musa ‘alaihis salam juga berdoa yang di dalam doanya selalu mengucapkan :

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

Ini adalah kalimat-kalimat yang bisa menghantarkan agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Kemudian masih banyak lagi di antaranya adalah dengan berdoa di waktu-waktu yang mustajab, kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala di waktu tersebut. Contohnya adalah di sepertiga malam, di sujud terakhir di dalam shalat, atau di tempat-tempat mustajab untuk berdoa. Bagi orang yang melaksanakan ibadah haji atau umrah bisa berdoa tempat yang mustajab doa seperti di Roudloh, Padang Arafah, Multazam, dan di tempat-tempat lain yang sudah ditentukan dalam syariat bahwa tempat-tempat itu adalah tempat yang besar kemungkinan bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Di samping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, hal-hal yang perlu dijauhi karena menyebabkan doa kita tidak dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Di antaranya adalah memutus tali silaturrahmi, itu pun harus kita upayakan untuk kita sambung, lalu juga masih adanya salah kita kepada kedua orang tua kita yang tentunya kita harus meminta maaf kepada keduanya. Hal ini juga berlaku ketika kita masih punya salah kepada sesama. Selain itu juga kita harus menjauhi makanan-makanan yang haram, yang semuanya adalah upaya-upaya agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات من كل ذنب

وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah

Di khutbah yang kedua ini kami tekankan lagi bahwa kita sangat butuh terhadap pertolongan Allah subhanahu wata’ala, maka dari itu di antara ikhtiyar-ikhtiyar yang kita lakukan agar kita terlepas dari berbagai kesulitan adalah jangan sampai lupa berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, dan ketika kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala maka hal-hal yang menjadi penyebab agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala perlu kita upayakan.

Kemudian ada satu lagi yang perlu saya tambahkan agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, yaitu meminta tolong kepada orang-orang yang shalih yang masih hidup untuk membantu mendoakan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Ini juga termasuk upaya agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Mari di akhiri khutbah ini, kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala:

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين

اللهم انصر المسلمين والمجاهدين في كل مكان على عدوك وعدوهم

اللهم وحد صفوفهم وثبت أقدامهم وأصلح ذات بينهم يا رب العالمين يا قوي يا عزيز

اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

 

Khatib : Hasyim A

Editor : Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *