“Kenalilah Allah disaat lapang, niscaya Allah akan mengenalimu disaat sempit.” (HR. at rmidzi).
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala dan marilah kita kenali Allah, Rabb kita pada waktu senang pasti Allah akan mengenal kita dan mendekat kepada kita pada saat kita sedang susah. Kenalilah Allah, dekatilah Allah, Ibadahilah Allah dengan melaksanakan taat kepadaNya semata karena rasa cinta kepada pahalaNya dan kenalilah Allah dengan menjauhi larangannya semata-mata karena takut akan iqobNya.
Sesungguhnya hidup yang tenang dan hidup dalam keadaan baik itu termasuk dari nikmat Allah subhanahu wata’ala yang wajib disyukuri oleh seorang hamba, yaitu dengan melakukan taat kepada Dzat yang memberi nikmat dan Dzat yang maha murah, sesungguhnya manusia dalam keadaan senang ia bisa melaksanakan apa saja yang tidak mungkin bisa dilaksanakan pada saat ia susah karena manusia dalam keadaan senang bearti ia sehat badannya, aman tentram di negaranya dan ia tercukupi dalam kebutuhan dirinya.
Akan tetapi Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah keadaan yang demikian tidak selalu begitu. Kadang-kadang secara tiba-tiba kita mendapatkan suatu perkara yang menyusahkan entah itu karena sakit setelah kita sehat, entah kita takut setelah kita aman, entah kita kelaparan setelah kita kenyang dan kaya, maka apabila seorang hamba mendekat kepada Allah di saat ia senang maka Allah akan pasti akan mendekat kepada orang itu disaat orang itu sedang susah, Allah pun akan kasihan kepada orang itu, Allah akan menolong dan memudahkan segala urusannya. Allah Ta’ala dalam surat Ath Tholaq ayat 3-4 berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar [] dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. “
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Sungguh Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam membuat permisalan dalam masalah ini, yaitu permisalan yang diberikan oleh Rasul kepada umatnya tentang kisahnya 3 orang yang hidup sebelum kita, ada 3 orang disaat itu sedang bepergian kemudian mereka singgah dan bermalam di dalam gua maka tanpa disadari sekonyong-konyong jatuhlah batu besar dari atas gunung yang menutupi pintu gua itu sehingga 3 orang itu terjebak di dalam gua mereka tidak bisa keluar.
Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain; ‘lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap ridla Allah semata. Setelah itu, berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari mereka berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya baru pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu. Saya berdiri di dekat keduanya karena tidak mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit! ‘ Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka berdiri sambil berkata; ‘Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata; ‘Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwa saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata; ‘Berikanlah hak saya kepada saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata; ‘Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang tersebut; ‘Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab; ‘Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu bergurau dengan saya! ‘ Kemudian saya katakan lagi kepadanya; ‘Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu tanpa menyisihkan sedikitpun. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ‘ Akhirnya Allah pun membukakan sisanya bergeserlah batu itu sehingga oang itu bisa melanjutkan perjalannya.
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Yang pertama dari orang 3 orang tadi, bahwa Nabi Muhammad telah membuat pemisalan suatu contoh yang sangat besar dalam birrul walidain, yaitu bahwa seorang tadi sepanjang malam menunggu bangunnya orang tuanya agar meminum susunya itu sepanjang malam ia tidak tidur dan gelas itu tetap dipegang di tangannya, sementara ia tidak mau meminum susu itu dan ia tidak mau memberikan susu itu baik kepada dirinya, anakanya maupun keluarganya, ia sabar sampai orang tuanya bangun dan dia tidak mau mengganggu tidur orang tuanya sampai waktu subuh.
Kemudian contoh yang kedua, Nabi Muhammad membuat permisalan yang sangat dalam di dalam masalah menjaga kehormatan diri, yaitu ketika seorang laki-laki sudah bisa memenuhi nafsu syahwatnya kepada wanita yang sangat ia cintai, namun ketika ia diingatkan oleh wanita tersebut tentang Allah maka laki-laki itu bangkit dan meninggalkan wanita yang hampir ia zinahi itu sementara uang seratus dinar sedikitpun uang itu tidak diminta kembali.
Adapun orang yang ketiga yang dibuat contoh oleh Nabi yaitu permisalan dalam masalah puncak amanah. Yaitu ia kembangkan harta uang upahan dari kulinya sehingga uang itu berkembang begitu banyaknya dan uang itu diserahkan sepenuhnya kepada pemiliknya dan ia tidak mengambil sedikitpun uang dari hasil jerih payah dalam mengembangkan uang itu.
Semua ini adalah merupakan amal-amal sholeh yang dilakukan oleh hamba yang mana itu merupakan sebuah bukti pengenalan/ingat akan Allah subhanahu wata’ala pada saat ia dalam keadaan senang dan lapang, maka Allah pun akan mengenali mereka pada waktu mereka dalam keadaan susah yaitu Allah menyelamatkan mereka dari kebinasaan, ia sebelum itu dalam keadaan susah mengingat Allah maka ketika mereka susah segeralah Allah menolong mereka.
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Ini adalah sunnah Allah terhadap makhluknya sampai hari kiamat yaitu undang-undang Allah, barangsiapa yang mengenal Allah dalam keadaan senang maka Allah akan mengenal orang itu ketika dalam keadaan susah. Hal ini telah dikhabarkan oleh NabiNya
تعرف على الله في الرخاء يعرفك بالشده
“Barang siapa yang mengenal Allah dalam kondisi senang, maka Allah akan mengenal dia di waktu susah.”
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Sesungguhnya kesulitan itu banyak macamnya, dan sebesar-besar kesulitan yang akan menimpa manusia yaitu kesulitan ketika datangnya kematian, pada saat itu ia akan berpisah dengan orang-orang yang dicintainya dan ia akan menghadapi perkara yang sangat menakutkan, pada saat manusia susah seperti apabila mereka sebelumnya pada waktu senang ia mengingat Allah, pada waktu sehat, kecukupan kepada ingat kepada Allah dan ia beribadah kepada Allah, maka pasti Allah akan mengingatnya pada waktu ia kesusahan ketika wafatnya, maka Allah akan meringankan pada saat sakaratul mautnya dan membaikkan penutupan amalnya, akantetapi bagaimana orang yang berpaling dari Allah? Pada saat ia senang maka kesenanganya tidak menambah kecuali hanya kesombongan dan semakin jauh dari Allah subhanahu wata’ala, maka wajar saja jika Allah hanya menyerahkan segala kesusahannya untuk diselesaikannya sendiri dan ia menanggung segala kesusahannya tanpa ada yang menolong, ia dikepung oleh kejelakannya dan ia mati dalam keadaan jelak dan menjadi buruk tempat kembalinya.
Maka wajar-wajar saja ketika kita memanggil dan meminta kepada Allah itu dikarenakan karena kita sendiri enggan untuk beribadah kepada Allah, mungkin kita enggan ketika ada adzan kemudian kita tidak datangi sholat jum’ah mungkin kita tidak melakukan itu mana mungkin kalau kita tidak mau mendatangi panggilan Allah kemudian kita memanggil Allah seenak kita sendiri ketika kita susah, kita meminta ini dan itu, hal itu sangat jauh dikarenakan karena kesalahan kita karena kita tidak menemuhi panggilan Allah maka tidak mungkin Allah memenuhi panggilan kita.
Maasyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah.
Marilah kita penuhi segala panggilan Allah agar supaya nanti Allah menolong dan mendekat kepada kita tatkala kita sedang susah dan membutuhkan pertolongan kepada Allah. Sebagaimana Allah telah firmankan dalam surat Az Zumar ayat 61-63
وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ () اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ () لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. [] Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. [] kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka Itulah orang-orang yang merugi.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
No Comments