Jangan Menunda-nunda Beramal

6 minutes reading
Thursday, 24 Mar 2022 16:03 0 705 admin

Khutbah Pertama

 

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليمًا كثيرًا .. ثم أما بعد :

فياعباد الله أصيكم و إياي نفسي بتقوى الله

قال الله تعالى:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. (ال عمران: 102)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء: 1)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (الحشر: 18)

Jama’ah sholat jum’ah rahimahumullah

Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kita dapat berkumpul di rumah Allah subhanahu wata’ala, yang semoga diberkati dan rahmati oleh-Nya.

Sholawat dan salam selalu kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabi’in, tabiut tabi’in dan kepada orang-orang  yang berpegang teguh kepada ajaran beliau hingga hari kiamat.

Tidak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena hanya takwalah sebaik-baik bekal untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Dan berbekalah kalian, karena sebaik-baik perbekalan adalah taqwa”

Yaitu dengan cara melaksakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Jama’ah juma’ah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala:

Sesungguhnya kehidupan yang Allah berikan kepada manusia, bagaikan ladang yang siap untuk cocok tanami. Apabila seorang petani bersungguh-sungguh dalam menanam dan merawatnya, niscaya ia akan dapat menikmati hasilnya di kemudian hari. Akan tetapi sebaliknya, manakala seorang petani tidak bersungguh-sungguh ketika menanam dan merawatnya, niscaya dia akan menyesal karena tidak mendapatkan hasil yang maksimal atau bahkan menjadi petani yang gagal.

Maka, apabila seseorang tidak bersungguh-sungguh dan maksimal dalam mempersiapkan diri untuk mengahadapi hari penghisapan dan timbangan amal, niscaya mereka akan menjadi orang yang rugi dan menyesal. Jauh melebihi penyesalan seorang petani yang menyesal karena pertaniannya gagal total. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الدنيا مزرعة الأخرة

“dunia adalah ladang untuk akhirat”

Oleh sebab itu, khatib mengajak kepada jama’ah semuanya untuk mempersiapkan diri dan mengisi hidup dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala dan dengan amalan-amalan sholeh.                 Jangan sampai kita termasuk orang yang menyesal ketika di akhirat kelak. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah subhanahu wata’ala:

 

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

Artinya: “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang Telah kami kerjakan”. dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Al Faatir: 37)

Jama’ah jum’ah rahimakumullah

Sesungguhnya penyesalan yang dialami oleh kebanyakan manusia yang merugi dan bangkrut di akhirat kelak, tidak lain dan tidak bukan adalah karena menunda-nunda dalam beramal. Sehingga orang yang menunda-nunda beramal akan kehilangan kesempatan untuk beramal sholeh. Sebagaimana kebanyakan orang ketika diajak untuk segera bertaubat atas dosa-dosa yang telah diperbuat dan diajak untuk segera beramal sholih mereka akan berkata “mumpung masih muda…kita gunakan untuk  berfoya-foya dan gembira ria, untuk taubat dan amal sholih nanti saja ketika sudah tua”.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah

Siapakah di antara kita yang bisa menjamin umurnya akan panjang? Siapakah diantara kita yang bisa menentukan ajalnya?. Tidak ada satupun di antara manusia yang bisa menjamin umur dan menentukan ajalnya. Sesungguhnya maut bisa datang kapan saja, di mana saja dan kepada siapa saja, tanpa memandang tua atau muda, kaya atau miskin, pria atau wanita. Ketika maut sudah datang menjemput tidak ada satupun yang mampu mengundurkan ataupun memajukan. Ketika Allah subhanahu wata’ala sudah menghendaki seseorang meninggal dunia, maka seketika itu dia akan meninggal di mana pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Maka dari itu, kita pasti pernah mendengar orang yang meninggal di dalam masjid dalam keadaan sedang bermunajad. Sebaliknya, pasti kita juga pernah mendengar seorang yang mati di dalam diskotik, diatas ranjang bersama dengan seorang pelacur dalam keadaan tubuh telanjang, dan keadaan buruk yang lainnya. Naudzu billahi min dzalik.

Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah berfirman:

إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya:“apabila Telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (QS. Yunus: 49)

Maka dari itu, sebelum ajal datang. Marilah kita bersegera untuk berbekal dengan memperbanyak amalan-amalan sholih. Mumpung kita masih diberi kesempatan, mumpung kita di masih diberi kesehatan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ  أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Artinya: Dari Abdullah bin Umar radliallahu ‘anhuma dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memegang pundakku dan bersabda: ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” Ibnu Umar juga berkata; ‘Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.’ (HR. Al Bukhari)

Dari hadits yang disampaikan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu diatas. Para ulama telah menyimpulkan bahwa; setiap muslim dianjurkan untuk tidak menunda-nunda beramal, akan tetapi sebaliknya justru diperintahkan untuk bersegera dalam beramal.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah

Betapa banyak orang yang menunda beramal kebaikan lalu kondisi menghalanginya. Mungkin karena iradah (kemauan) yang semakin surut dalam dan berkurang dalam hatinya, terlalu banyak kesibukan yang lain, karena sakit, sudah terlanjur pikun, atau bahkan ajal lebih dahulu datang menjemputnya.

Maka dari itu jama’ah sekalian, marilah kita buang jauh-jauh kata nantidari hati dan benak kita. Karena kata “nanti” merupakan betuk was-was dari setan yang membuat kita menunda amal yang akan kita kerjakan. Sehingga hal tersebut dapat menjerumuskan kita ke dalam kerugian baik dalam kehidupan dunia ataupun kehidupan akhirat. Misalnya, ketika seseorang diajak untuk segera bertaubat, maka orang yang sudah terkena was-was setan atau kata “nanti” yang sudah menghujam dalam hati dan benaknya pasti akan menjawab, “nanti saja kalau usia sudah agak tua”, ketika diajak bershodaqoh…, “nanti saja kalau sudah kaya raya”. Dan masih banyak lagi alasan-alasan yang disampaikan.

بارك الله لي و لكم في القرآن العظيم و نفعني وإياكم بما فيه من آيات و ذكر الحكيم, أقول قول هذا و أستغفر الله لي و لكم و سائر المسلمين من كل ذنب, واستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

 

Khutbah kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أوصيكم و نفسي بتقوى الله عز و جلّ فقد فاز المتقون المؤمنون حيث قال الله تعالى

يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ :

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ وَسَلمْ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan khutbah kedua ini tak bosannya khatib mewasiatkan kepada diri pribadi khatib khususnya dan kepada jama’ah pada umumnya. Marilah kita senantiasa berusaha untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Sebelum kami mengakhiri khutbah, kembali kami mengingatkan kesimpulan dari khutbah yang telah kami sampaikan. Mari kita senantiasa bersegera untuk beramal sholih dan bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala, sebelum malaikat maut datang menjemput. Karena tidak ada satu makhluk pun yang tahu tentang ajal seseorang. Tidak satu makhluk pun yang bisa menghentikan kematian.

Pada akhirnya marilah kita tutup khutbah pada kesempatan ini dengan berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang beruntung pada hari kiamat kelak.

إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مجيب الدعوات

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ الله رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *