PANTASKAH KITA MASUK  SURGA?

6 minutes reading
Thursday, 10 Mar 2022 12:53 0 533 admin

KHUTBAH PERTAMA

 

ان الحمد لله نحمده ونستعينه و نستغفره  ونعوذ به من شرور انفسنا ومن سيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشيدا.

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده و رسوله خاتم الأنبياء و المرسلين لا نبى ولا رسول بعد

اما بعد………

اوصيكم و نفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون حيث قال تعالى

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

فإن اصدق الحديث كتاب الله و خير الهدى هدى محمد – ص- وشرّ الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار.

Alhamdullillah puji syukur kita panjatkan hanya pada Allah subhanahu  wata’ala, Rab semesta alam yang telah memenangkan para wali-Nya atas musuhnya dengan kekuatan-Nya, dan yang  telah menjadikan surga sebagai tempat  kembali bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Sholawat beriring salam kita haturkan pada Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam, sang tauladan umat manusia se-dunia, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang tetap memegang teguh ajarannya hingga hari kiamat.

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Saya wasiatkan kepada diri saya dan jama’ah sekalian, untuk selalu menjaga eksistensi taqwa dalam diri kita, karena taqwalah yang kelak akan membedakan derajat manusia pada hari kiamat, semakin tinggi taqwa seseorang, maka akan semakin tinggi pulalah derajatnya disisi Allah subhanahu wata’ala.

Sahabat Umar pernah menggambarkan tentang hakikat taqwa, beliau menggambarkannya dengan seseorang yang berjalan di suatu jalan yang penuh duri dan lubang, semakin hati-hati seseorang itu dalam berjalan, maka semakin besar pula lah kesempatannya untuk selamat sampai tujuan. Begitu juga taqwa, semakin hati-hati kita dalam menjalani kehidupan, dengan selalu memperhatikan hal-hal yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala, tentu kita akan selamat pada hari kiamat kelak.

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Ingatkah kalian pada firman Allah ta’ala ?

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati? atau sekedar ikut-ikutan hingga tidak tahu menahu akan arah dan tujuan? atau pernyataan iman tersebut hanya didorong oleh kepentingan duniawi padahal itu hanya kenikmatan sesaat?

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Allah mempunyai tiga cara dalam menguji iman hamba-Nya.

  1. Ujian yang berbentuk perintah.

Sebagaimana perintah Allah pada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diperintah untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu Nabi Ismail ‘alaihis salam. ini betul-betul tidak masuk akal! Bagaimana mungkin seorang ayah harus menyembelih anak yang sangat dicintainya menggunakan tangannya sendiri. Kalau bukan karena ketaatan yang tertancap kuat didalam hati niscaya beliau tidak mau melaksanakanya.

  1. Ujian yang berbentuk larangan.

Allah melarang kita untuk berzina, minuman keras, judi dan lain sebagainya. Kita tahu sendiri pada zaman sekarang, zaman dimana kebanyakan manusia diperbudak oleh hawa nafsunya, pelacuran merebak dimana-mana, minuman keras merambah ke lapisan masyarakat, disanalah peran iman dan taqwa sangat dibutuhkan terutama bagi para pemuda, kita harus mempunyai langkah langkah jitu untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Coba kita analisa fenomena yang terjadi di sekitar kita sekarang, dari sekian banyak umat Islam di Indonesia, berapa persenkah yang sudah benar-benar meninggalkan seluruh larangan Allah subhanahu wata’ala? Lalu berada di sebelah manakah posisi kita sekarang?

  1. Ujian yang berupa musibah, seperti menjangkitnya wabah penyakit, meninggalnya sanak keluarga, gempa bumi, banjir, longsor, dan lain sebagainya.

Allah memerintahkan dan melarang sesuatu, serta memberikan musibah bagi para hamba-Nya tentunya ada hikmah dibalik itu semua. Salah satu dari sekian banyak hikmahnya adalah, sebagai proses penyaringan, mana dintara hamba-Nya yang benar-benar beriman dan mana diantara hamba-Nya yang hanya omong kosong belaka. Sebagaimana firman Allah yang telah kami sebutkan didepan :

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

  1. Abdul Karim Zaidani dalam ushul da’wah berkata mengenai orang-orang yang bersabar dan yang tidak.

فاذا صبر و سلم و استرجع ولم يجزع اثابه الله ثواب الصابرين وكان فى هذا الامتحان من الناجحين وإلا كان من الخاسرين

 

Dan sekiranya manusia itu diberi cobaan lalu ia bersabar, menerima, dan melafadzkan

“ إن لله و ان اليه راجعون” Serta tidak sedikitpun  mengeluh, maka Allah akan memberikanya pahala sebagaimana pahalanya para shobirin, dan dalam ujian ini mereka termasuk orang-orang yang sukses, tapi jika tidak, maka mereka adalah orang-orang yang merugi, dan dalam ujian ini mereka termasuk orang-orang yang gagal. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ankabut ayat 2-3 yang telah kami sebut diatas. : Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Rasulallah mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan oleh sahabat Khobbab bin Arats.

لقد كان من قبلكم لَيُمْشَطَ بِمِشَاطٍ الحَدِيدِ مَا دُونَ عِظَامِهِ مِن لَحْمٍ اَو عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَالِكَ عَن دِينِهِ وِ يُوضَعُ المِنْشَارُ عَلَى رَأسِهِ فَيَشُقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذِالِكَ عَن دِينِهِ.

Adapun orang-orang sebelum kalian, mereka disisir menggunakan sisir yang terbuat dari besi hingga terkelupaslah daging dan kulit dari kepala mereka, Ada juga  yang digergaji hingga badan mereka terbelah menjadi dua, akan tetapi yang demikian itu tidak membuat mereka goyah dalam mempertahankan iman mereka.

Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan kesungguhan iman kita?  Cobaan apa saja yang telah menimpa kita semenjak kita menjadi orang yang beriman? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan akidah dan iman kita? Bila kita perhatikan perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam memperjuangkan dien mereka, maka kita akan dapati betapa besar pengorbanan mereka untuk Islam, mereka mengorbankan harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa sekalipun, sedangkan kita…?! apakah kita sudah seperti Nabi Ayub ‘alaihis salam yang menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya… atau seperti Nabi Zakariya ‘alaihis salam yang di gergaji dari atas kepala hingga terbelah dua?! Tentu kita tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka!

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Dalam situasi seperti ini, kita masih tenang-tenang saja, seakan-akan tidak ada sedikitpun ujian yang menimpa kita, dan seolah-olah kita sudah yakin bahwa kita pasti masuk surga. Lalu yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah, “Adakah iman yang benar-benar tulus dalam diri kita? ataukah kita termasuk dalam katagori kaum yang dijanjikan Rasulullah dalam sabdanya…

اذا اراد الله بعبده شر امسك ذنوبه حتى يبعث يوم القيامة

Artinya : “Jika Allah menghendaki suatu keburukan pada seorang hamba, maka dosanya akad ditahan hingga hari kiamat.” Hadits ini dipadukan dengan sabdanya lagi.

من يرد الله به خيرا يصب منه….

Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan maka ia akan diuji.

Setelah kita merenung sejenak, memperhatikan siapa diri kita sebenarnya, maka timbulah satu pertanyaan lagi “Pantaskah kita masuk surga ??? ketahuilah   para hadirin sekalian…. Bahwa surga Allah itu mahal, dan tidak bisa didapat hanya dengan main-main..

جعلنا الله و ايّاكم من المؤمنين الكاملين المؤدّين لوجباتهم مع المخلصين السائلين استغفر الله لى و لكم انه هو الغفور الرحيم

KHUTBAH KEDUA

ان الحمد لله نحمده ونستعينه و نستغفره  ونعوذ به من شرور انفسنا ومن شيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشيدا.اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان محمدا عبده و رسوله. اما بعد

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah…..

Kembali saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu meningkatkan kuwalitas taqwa dibenak kita masing-masing, karena celakalah mereka yang selalu berlomba-lomba dalam memperbanyak harta bendanya, tanpa mempedulikan seberapa besar taqwanya kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena telah jelas dalam Al Qur’an disebutkan bahwa sebaik baik bekal manusia di akhirat bukanlah harta maupun pangkat, melainkan ketaqwaan.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ……

Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”

ان الله و ملائكته يصلون على النبى ياايها الذين امنوا صلّوا عليه و سلّموا تسليما

اللهم صلى على محمد و على ال محمد كما صليت على براهبم و على ال ابرلهيم و بارك على محمد وعلى ال محمد كما بركت ال ابراهيم و على ال ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد.

اللهم اغفر للمؤمنين و المؤمنات والمسلمين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. ربنا ظلمنا انفسنا فاغفر لنا ذنوبنا وكفّر سيئاتنا وتوفنا مع الأبرار.

اللهم انا نسألك حبّك و حبّ من يحبّك و حبّ كلّ عمل يقرب الى حبك

اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعا و ارنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابا

عباد الله ان الله يأمركم بالعدل والإحسان و ايتائ ذى القربى و ينهى عن الفخشاء و المنكر والبغى  يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر

 اقم الصلاة……

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *