Pengaruh Perbuatan Manusia Pada Bumi

6 minutes reading
Thursday, 8 Dec 2022 22:03 0 754 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين

فيا أيها الحاضرون أوصيكم ونفسي أولا بتقوى الله فقد فاز المتقون

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan ini kami berpesan kepada diri pribadi khususnya dan para jama’ah umumnya marilah kita tetap bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan senantiasa siap menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, dalam surah An Nahl ayat 97 Allah subhanahu wata’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl : 97)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, hayatan toyyibatan kehidupan yang baik yang Allah janjikan dalam surat An Nahl ayat 97 ini Allah percepat pemberiannya kepada seorang mukmin dalam kehidupan dunia, yaitu Allah subhanahu wata’ala wujudkan dengan perlindungan yang Allah berikan padanyapadanya,  terwujud pula dengan petunjuk yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepadanya.

حَيَوٰةً طَيِّبَةkehidupan yang baik terwujud juga dalam bentuk pertolongan Allah subhanahu wata’ala kepada seorang mukmin dalam mengalahkan musuh-musuhnya, juga berupa penjagaan Allah dari siksa-siksa yang terjadi di waktu malam seperti gempa, tanah longsor dan semisalnya. Selain itu juga berupa kesenangan materi yang Allah berikan kepada seorang mukmin sehingga dengannya bisa tertolong dan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam perjalanan kehidupannya di dunia.

As Sayyid Sabiq menerangkan dalam kitab “An Nashir Al Quwwah”; Ada sebagian ahli sejarah yang menjelaskan tentang Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolany, beliau adalah seorang hakim agung yang ada di Mesir. Kebiasaan beliau ketika berangkat ke tempat kerjanya beliau menaiki kereta kuda. Suatu hari ada seorang Yahudi Mesir penjual minyak tanah, pakaiannya kotor menghentikan kereta kuda yang dinaiki oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, ia berkata:

إن نبيكم يقول الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر

“Sesungguhnya nabi kalian mengatakan bahwa ‘dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir‘ lalu mengapa kamu seperti ini, kamu adalah seorang mukmin, kamu seorang hakim agung, kamu naik kereta kuda ketika pergi ke tempat kerja, sedangkan saya hidup dengan kesusahan dan penuh kekurangan, bertolak belakang dengan sabda nabimu itu yang mengatakan dunia ini penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir’?”

Lalu Ibnu Hajar menjawab: “Wahai yahudi, aku hidup dengan berbagai kenikmatan ini apabila dibandingkan dengan nikmat dijanjikan oleh Allah yang ada di akhirat maka kenikmatan sekarang ini tidak ada apa-apanya, sama seperti orang yang dipenjara bahkan lebih tidak ada apa-apanya lagi. Sedangkan kesusahan yang kamu rasakan sekarang ini juga tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesusahan di neraka di akhirat sana, bahkan kesusahan yang kamu rasakan ini masih sangat-sangat lebih enak seperti surga karena di neraka nanti kesusahannya lebih sangat dahsyat.”

Kemudian orang Yahudi ini mengatakan:

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله

“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah” Orang Yahudi ini langsung masuk Islam.

Di dalam “Kitabul Ilmi” Yang ditulis oleh syaikh Sholih Al Utsaimin disebutkan; Orang mukmin adalah orang yang selalu berada dalam kebaikan apapun keadaannya, maka orang mukmin adalah orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Sementara orang kafir selalu berada dalam kesulitan dan kesusahan, hidupnya akan sengsara baik di dunia maupun di akhirat. Karena itulah Allah berfirman dalam surah Al A’raf 96

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf : 96)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, bumi ini menjadi rusak adalah karena ulah kemaksiatan dan kejahatan manusia. Bumi yang kita tempati ini jika bersih dari kemaksiatan maka barokah yang Allah subhanahu wata’ala berikan akan tampak, bumi ini akan kembali subur sebagaimana awal dahulu diciptakan.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Muslim bahwa pada zaman dahulu ketika bumi ini masih bersih, belum banyak dikotori dengan dosa kemaksiatan, satu buah delima sudah cukup mengenyangkan beberapa orang, bahkan kulitnya cukup digunakan untuk bernaung beberqpa orang ketika hujan. Satu tandan anggur jika dibawa seekor unta sudah cukup membuatnya meyek meyek karena saking beratnya. Satu perasan susu kambing sudah cukup membuat kenyang beberapa orang.

Imam Ahmad juga menyebutkan di dalam musnadnya dalam menjelaskan tentang ayat:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ

Bahwa pernah ada pada masa Bani Umayyah satu butir biji gandum besarnya sebesar biji kurma, biji gandum itu berada di sebuah kantong yang bertuliskan “Gandum ini tumbuh pada masa adil”. Orang-orang desa, orang-orang yang tinggal pedesaan dan gurun mengatakan bahwa dahulu buah-buahan itu lebih besar dari yang ada pada zaman sekarang.

Semua ini terjadi ketika bumi bersih dari kemaksiatan, bumi menampakkan barokahnya sebagaimana awal mulai diciptakan. Tetapi bila bumi ini dipenuhi oleh kemaksiatan dan dosa maka barokah itu menjadi hilang, yang muncul adalah bencana, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan sebagainya.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وقل رب ارحم وأنت خير الراحمين

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

أما بعد،  قال الله تعالى في كتابه الكريم

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, kembali kami pesankan kepada diri kami pribadi khususnya dan kepada seluruh jama’ah pada umumnya untuk tetap bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam ayat di atas yaitu surah Ar Ruum ayat 41

 ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum : 41)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, sangat benar sekali bahwa bumi ini akan rusak karena ulah manusia, baik kerusakan di darat, laut, udara, kerusakan pada tanaman, buah-buahan dan bencana-bencana lainnya. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Al Bukhari yang menyebutkan bahwa pengaruh kemaksiatan bisa berpengaruh pada air.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam safarnya pernah melewati perkampungan bani Tsamud yang dihancurkan oleh Allah karena perbuatan maksiat mereka. Rasulullah melarang para sahabatnya untuk memasuki daerah tersebut. Hanya boleh masuk tapi harus menangis dan tidak boleh mengambil air minum dari daerah itu, bahkan unta unta yang jadi kendaraan mereka pun dilarang untuk diberi minum dari air daerah itu. Rasulullah juga melarang menggunakan air untuk adonan roti dari air daerah itu.

Dosa dan maksiat juga mempengaruhi bentuk dan postur manusia, sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Al Qurtuby bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassam bersabda: “Dahulu Allah subhanahu wata’ala menciptakan nabi Adam setinggi 60 dzira’ sekitar 30 metermeter, tapi semakin lama sampai sekarang postur manusia semakin berkurang.

Bahkan di dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Hajar Aswad yang Allah turunkan dari surga untuk melengkapi pembangunan Ka’bah semula putih bersih, namun ketika diturunkan ke bumi dan banyak kemaksiatan di bumi maka baru itu pun berubah menjadi hitam dan disebut dengan Hajar Aswad yang artinya Batu yang Hitam.

Imam mujahid mengatakan: “Sesungguhnya hewan-hewan itu melaknat manusia yang ahli maksiat, ‘Semua ini gara-gara maksiatnya anak keturunan Adam sehingga bumi ini menjadi rusak.”

Kemaksiatan dan dosa yang dikerjakan oleh manusia menjadikan keberkahan bumi hilang, terjadi bencana di mana-mana, gempa, banjir, tanah longsor, bencana yang menimpa tempat tinggal, darat, laut dan udara. Maka sungguh benar firman Allah subhanahu wata’ala:

 ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum : 41)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, demikianlah khutbah yang kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat untuk diri kami pribadi khususnya dan para jama’ah umumnya. Akhirnya mari kita akhiri dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala:

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِين

اللهم اغفر لنا ولوالدينا ولمشايخنا ولمن له حق علينا يا أرحم الراحمين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وسبحان الله رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين أقم الصلاة

 

 

Khatib: Ust. Sartono Munadi

Editor: Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *