Kesempatan Takkan Datang Dua kali

8 minutes reading
Thursday, 24 Feb 2022 13:35 0 446 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من سرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هدي له .أشهد أن لاإله إلاالله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي ولا رسول بعده .قال الله تعالى في كتابه الكريم :

“ياءيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقتته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.”

وقال أيضا : “ياءيها الذين أمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.”

Alhamdulillahi rabbil alamiin…segala puji syukur hanya milik Allah Rabb semesta alam. Sang Penguasa Jagad. Yang telah menciptakan langit sebagai naungan dan batas pandangan, dan menciptakan bumi sebagai tempat berpijak. Kepada-Nyalah kita memuji, memohon, berlindung, menyembah, dan berserah diri. Milik-Nyalah jiwa dan raga kita. Untuk-Nyalah sholat, ibadah, hidup, dan mati kita. Dan kepada-Nyalah setiap jiwa akan dikembalikan.

Sungguh kita akan menjadi hamba yang tidak tahu diri, tidak tahu malu, tidak tahu diuntung, kalau kita sampai mengkufuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Apa lagi, jika kita sampai berani menyekutukan Allah. Beribadah kepada selain-Nya. Mencintai sesuatu melebihi cinta kita kepada-Nya. Dan menganggap ada kekuatan yang lebih hebat dari kekuatan-Nya. Tidakkah kita berfikir? Setiap makanan yang kita masukkan ke dalam perut adalah rezeki dari- Nya. Pakaian yang kita kenakan adalah rezeki-Nya. Kita berdiri di atas bumi ciptaan-Nya. Kita bernaung di bawah langit ciptaan-Nya. Umur dan kesempatan yang kita miliki adalah pemberian-Nya. Benar-benar manusia nggak punya hati, yang sampai berani mengkufuri dan menyekutukan Allah Ta’ala. Oleh karenanya, mari kita syukuri segala sesuatu yang telah kita dapatkan. Apa saja. Termasuk mendapat kesempatan untuk berkumpul bersama di siang yang berbarakah ini. Berkumpul di waktu, di tempat, dan di acara yang dicintai oleh Allah swt.      Shalawat & salam, kita haturkan kepada Nabiyullah Muhammad r. Sang revolusioner. Sang pemberbaharu. Dengan bimbingan wahyu Ilahy, beliau berhasil merubah tatanan hidup manusia. Sebuah peradaban yang lebih indah, lebih manusiawi, dan lebih bermoral. Menjunjung tinggi martabat kaum wanita. Tidak membiarkan yang kuat berkuasa seenaknya. Keadilan ditegakkan membela kaum yang lemah. Peraturan ditegakkan untuk membela kaum yang tak bersalah. Sebuah tatanan hidup yang selalu menjaga kehormatan, jiwa, dan harta setiap manusia yang tinggal di bawah naungan Islam.

Jama’ah shalat jum’ah yang berbahagia.

Ushikum wa iyya ya nafsi bitaqwallah faqad fazal muttaqun… kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan jama’ah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kita masing-masing. Mari kita rawat pohon taqwa yang sudah tumbuh di hati kita masing-masing. Yang pohon taqwanya kecil tidak terawat, dipupuk dengan amalan-amalan shalih supaya bisa timbuh besar menjulang ke angkasa. Yang pohon taqwanya kering hampir mati, disiram dengan ibadah-ibadah sunnah supaya kembali segar. Yang pohon taqwanya sudah tumbuh subur, dijaga dari berbagai macam perbuatan dosa yang bisa mengikis tabungan amal kita di akhirat kelak.

Taqwalah sebaik-baik bekal untuk menempuh perjalanan panjang yang teramat melelahkan bagi mereka yang tidak memiliki cukup bekal. Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Qur’an :

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Artinya : “…Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa…” (QS. Al-Baqarah : 197)

Tanpa taqwa kita akan menjadi manusia hina di kehidupan yang akan datang. Taqwalah yang membedakan derajat manusia di hadapan Allah kelak. Karena taqwalah kita bisa menjadi manusia-manusia istimewa di hadapan Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya : “Sesungguhnya, manusia yang paling mulia di hadapan Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kalian.” (QS. Al-hujurot : 13)

Allah tidak memandang apakah orang ini kaya atau miskin. Bangsawan atau rakyat biasa. Pejabat atau pekerja berat. Tidak. Allah tidak memandang seperti itu. Tapi, yang Allah lihat adalah hatinya. Jika ketaqwaan yang bersemayam di hatinya paling besar di antara sekalian manusia. Maka dialah yang paling mulia disisi Allah. Dan sebaliknya, siapa saja yang ketaqwaannya paling kecil di antara sekalian manusia, maka dialah yang paling hina dihadapan Allah.

Seorang pepatah mengatakan ; “Jika anda ingin tahu posisi anda di hadapan Allah. Maka, lihatlah di mana posisi Allah di hati anda.” Artinya, di urutan keberapa kita menaruh urusan kita kepada Allah. Kalau urusan dien, urusan ibadah, kita letakkan di ururtan yang kesekian, setelah urusan-urusan duniawi lainnya. Ya jangan harap Allah akan memandang kita sebagai manusia istimewa. Letakkanlah urusan akhirat kita, urusan ibadah kita, urusan ketaatan kita kepada Allah di urutan pertama, jika ingin mendapatkan posisi istimewa di hadapan Sang Pencipta kelak.

Jama’ah shalat jum’ah yang dirahmati Allah.

Dunia yang kita tinggali tidak akan berumur lama. Suatu saat. Entah kapan. Dunia ini akan hancur. Tidak mungkin kita akan hidup abadi di dunia ini. Sudah menjadi sebuah kepastian, bahwa ruh akan berpisah dari raga, alias mati. Cepat atau lambat, malaikat pencabut nyawa akan menghampiri kita. Bisa nanti sore, nanti malam, besok, satu minggu lagi, satu bulan lagi, atau satu tahun lagi. Tidak ada yang tahu kapan umur kita berakhir.

Dunia hanyalah sekedar tempat persinggahan sementara. Seperti sebuah halte atau terminal. Kita mampir sebentar untuk menuggu bus tujuan. Bus datang, kita pergi meninggalkan halte atau terminal itu. Jangan pernah berfikir bahwa kita akan menetap di bumi ini selamanya. Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwatkan oleh sahabat Ibnu Umar :

إذا أمسيتَ فلا تنتظر الصباح ، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وخُذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك .

Artinya : “Jika kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menanti datangnya pagi hari. Dan jika kamu berada di pagi hari, maka janganlah kamu menanti datangnya sore hari. Gunakan waktu sehatmu untuk persiapan ketika sakit dan waktu hidupmu untuk persiapan ketika meninggal.” (HR. Bukhari)

Tepat sekali apa yang diucapkan oleh sahabat Abdullah bin Umar. Janganlah kita merasa yakin, bahwa kita masih bisa menikmati udara pagi esok hari. Janganlah merasa yakin diri, bahwa kita masih bisa menikmati sarapan pagi esok hari. Jangan pernah beranggapan bahwa kita masih bisa menikmati matahari senja esok hari.

Saat sakit datang mendera, kita berdo’a, Ya Allah, berikanlah kepada kami kesembuhan. Bebaskanlah kami dari penyakit yang engkau timpakan ini, setelah sehat niscaya kami akan lebih rajin untuk beribadah kepada-Mu. Giliran Allah memberikan kesembuhan, lupa sudah janji kita untuk rajin beribadah kepada Allah. Ketika adzan subuh berkumandang, ah masih ngantuk. Adzan dhuhur berkumandang, nanti dulu. Pembeli lagi banyak. Adzan ashar berkumandang, ah nanggung, sekalian saja shalat ashar di rumah, begitu seterusnya. Selalu punya alasan untuk menunda amal, padahal kita tidak tahu kapan ruh kita akan dicabut oleh malaikat Izra’il.

Jamaah shalat jum’ah yang berbahagia.

3 hal yang tak akan pernah kembali :

  1. Umur yang telah berlalu.
  2. Kesempatan yang terbuang sia-sia.
  3. Kata-kata yang telah terucap.

Waktu tidak akan pernah berjalan mundur. Ia terus melaju ke depan menghabiskan sisa umur yang kita miliki. Masa kecil tidak akan pernah kembali. Masa muda juga tidak akan pernah hadir kembali ketika kita sudah berumur tua.

Hidup adalah hari ini, kemarin tinggal cerita, dan besok hanya sebuah cita yang belum tentu kita jalani.

Kesempatan tidak akan pernah datang dua kali.  Hanya sekali saja sebuah kesempatan datang menyapa. Kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk berbuat baik, kesempatan untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya, dan kesempatan untuk menjadi hamba yang bertakwa. Hanya sekali saja kesempatan kita hidup di dunia ini, tidak segera mengambil kesempatan itu, maka kita akan menyesal di akhirat kelak. Menyesal kenapa dulu semasa di dunia hanya digunakan untuk berleha-leha, mengerjakan sesuatu yang tidak bermanfaat, atau bahkan perbuatan yang mendatangkan murka Sang Pencipta.

Simaklah sepenggal ayat yang tertoreh di dalam Al-qur’an, yang menceritakan penyesalan orang-orang kafir yang begitu mendalam di akhirat kelak.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ (36) وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (37)

Artinya : “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahannam. mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir.” (36) “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh, bukan seperti yang telah kami kerjakan”. Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.”(37) (QS. Fathir : 36-37)

Ibarat nasi telah menjadi bubur. Penyesalan orang-orang yang durhaka di akhirat kelak tidak memberikan manfaat sama sekali. Mereka benar-benar akan merasakan penyesalan yang sangat, kenapa dulu ia berbuat durhaka ketika berada di dunia. Kesempatan untuk menabung pahala semasa  di dunia telah ia abaikan. Dan penyesalanlah yang kini dirasakannya.

Jamaah shalat jum’ah yang berbahagia.

“Dunia adalah ladang beramal. Sedangkan akhirat adalah tempat memanen.”  Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita petik. Menanam pohon pisang, kita akan memetik buah pisang. Menanam kebaikan, maka kebaikan pulalah yang akan kita petik. Menanam keburukan, maka keburukanlah yang akan kita petik.

Perbanyaklah menanam kebaikan, sebelum menyesal karena tidak ada kebaikan yang bisa dipetik di akhirat kelak.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

KHUTBAH KEDUA

Jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah.

Setelah mengetahui bahwa hidup di dunia hanya sekali dan kesempatan tak akan datang dua kali, maka selayaknyalah bagi kita untuk tidak menunda amal shalih. Segeralah laksanakan segala niatan amal shalih yang terbesit di benak kita.

Kerjakanlah amal shalih selagi masih ada waktu. Berbuatlah baik selagi masih hidup. Beribadahlah selagi belum dihisab. Bertaubatlah selagi belum mati. Mintalah maaf kepada orang yang kita dhalimi selagi masih bisa bertemu. Jangan biarkan diri ini menyesal gara-gara menunda niatan baik yang  tersesit di dalam kalbu.

Beberapa point penting yang harus kita ingat, manakala hati begitu malas mengerjakan kebaikan :

  • Dunia hanya tempat kita sementara. Tempat untuk menabung amal shalih.
  • Ajal datang tanpa kita ketahui, tanpa bisa diajak kompromi.
  • Kesempatan hanya datang sekali dan tak kan terulang lagi.

Jamaah shalat jum’ah yang dirahmati Allah.

Orang yang berdiri di depan belum tentu lebih baik dari orang yang sedang mendengarkan khutbah, karena kemuliaan seseorang hanya bisa ditilik dari kadar ketaqwaan orang tersebut. Dan kita, sebagai umat Islam berkewajiban untuk saling menasihati satu sama lain. Supaya kelak, kita bisa merasakan manisnya surg bersama-sama. Kita ajak orang lain untuk meraih kebaikan bersama. Bukan malah membiarkan saudaranya terjerumus ke dalam lubang kenistaan. Ulurkan tangan kita untuk membantu saudara kita keluar dari lubang kenistaan, karena itulah bukti kita sebagai hamba Allah yang tidak egois.

Sebelum kita akhiri khutbah ini, kami selaku khatib mohon maaf jika ada banyak kata-kata yang menyakiti para jamaah sekalian. Kesalahan mutlak datangnya dari kami dan kebenaran hanya dari Allah semata. Marilah kita tutup khutbah kali ini dengan berdo’a kepada Allah, Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Pemurah.

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم إنك حميد مجيد وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم إنك حميد مجيد

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَ انْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَ عَدُوِّهِمْ.

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَ نَسْتَغْفِرُكَ وَ نُثْنِى عَلَيْكَ الْخَيْرَ وَ لاَ نَكْفُرُكَ وَ نَخْلَعُ وَ نَتْرُكُ مَنْ يَفْجـُرُكَ.

 اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَ لَكَ نُصَلِّي وَ نَسْجُدُ وَ إِلَيْكَ  نَسْعَى وَ نَحْفِدُ   نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَ نَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ. سبحان الله رب العزاة عما يصفون وسلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories