Khutbah Jum’at, Pintu-Pintu Kesesatan

8 minutes reading
Friday, 18 Jun 2021 09:38 0 552 admin

Oleh Ust. Sartono Munadi (24 Mei 2012)

Jama’ah jum’ah rahimakumullah.

Marilah pada kesempatan ini kembali kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan melaksanakan perintah-perintahNya, dan menjauhi laranganNya. Termasuk dari menjauhi larangan-laranganNya ialah menjauhi perbuatan-perbutan bid’ah, karena perbuatan bid’ah itu adalah sesat yang menyimpang dari ajaran Allah.

Sebagaimana dalam surat Al An’am ayat 153. Allah telah memesankan kepada kita agar kita hanya mengikuti jalan Allah yang lurus. Dan kita menjauhi segala jalan selain islam. Karena itu hanya akan membuat diri kita menjadi tersesat dalam hidup ini.

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”

Di dalam tafsir Qurtubi bahwa disana disebutkan perkataan seorang ulama’ yaitu Ibnu Atiyah,

وَهَذِهِ السُّبُلُ تَعُمُّ الْيَهُودِيَّةَ وَالنَّصْرَانِيَّةَ وَالْمَجُوسِيَّةَ وَسَائِرَ أَهْلِ الْمِلَلِ وَأَهْلِ الْبِدَعِ وَالضَّلَالَاتِ مِنْ أَهْلِ الْأَهْوَاءِ وَالشُّذُوذِ فِي الْفُرُوعِ، وَغَيْرَ ذَلِكَ

Jalan yang sesat itu umum, diantaranya ialah jalannya orang yahudi, orang-orang nasrani, orang-orang majusi dan dan orang-orang ahli agama lain. Dan jalannya orang-orang ahlu bida’ dan sesat dari golongan orang-orang ahlu ahwa’ dan orang-orang yang menyeleweng di dalam furug dan sebagainya.

Bahwa jalan-jalan yang selain islam itu adalah jalan yang sesat, diantaranya jalan-jalan itu hanya berupa falsafah yang sumbernya hanya dari teori akal yang dijadikan keyakinan. Sangat berbeda dengan islam yang sumbernya adalah wahyu dari Allah Subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah.

Diantara sebab-sebab penyelewengan dari jalan islam, yaitu manakala orang-orang berpegang teguh dengan pokok ajaran selain islam. Diantaranya yaitu berpegang dengan hadits-hadits dhoif dan palsu. Disana masih banyak para pendakwah dan ahli fikih yang berpegang teguh dengan hadits dhoif, hal itu merupakan musibah yang besar yang turun kepada kaum muslimin sejak masa-masa dahulu sampai sekarang, musibah itu berupa tersebarnya hadits-hadits dhoif dan palsu diantara mereka.

Penyebaran hadits-hadits dhoif dan maudhu’ dikalangan kaum muslimin menimbulkan banyak kerusakan, baik kerusakan di dalam masalah akidah, maupun dalam masalah-masalah syariat.

Pernah ada seorang zindiq, yaitu orang yang pura-pura menampakkan keislaman. Dia mengaku bahwa ia telah membuat hadits-hadits palsu sebanyak 40 ribu hadits. Selain itu ada 3 orang lain yang mengaku telah membuat lebih banyak dari 10ribu hadits dhoif dan maudhu’. Disana masih banyak hadits-hadits dhoif dan maudhu’ yang dibuat selain orang-orang zindiq itu. Dengan alasan yang berbeda-beda, adakalanya dikarenakan urusan politik, adakalanya karena kepentingan madzhab/ kelompok. Adakala ingin bertaqorub dengan sangkaan mereka, bahkan disana juga ada hadits yang tanpa sengaja dibuat tanpa sengaja oleh para rijal hadits yang lemah hafalannya.

Betapa banyak hadits-hadits dhoif dan palsu yang dijadikan sebagai patokan dalam agama, sebagai contoh di dalam sebuah kitab Silsilah Al Ahdits Ad Dhoifah wl maudhu’ah wa  atsaruha assai’ fil ummah/ silsilah hadits dhoif dan maudhu’ dan pengaruh-pengaruh yang tidak baik bagi ummat yang ditulis oleh Nasiruddin Al Albani. Dalam hadits ini saja telah memuat 20ribu hadits dhoif dan maudhu’.

Perkara ini sangat berbahaya yang dikhawatirkan siapa saja menggunakan hadits dhoif dan sabda Nabi.

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Barangsiapa berdusta terhadapku dengan sengaja, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka.” Muttafaqun alaihi

Sebagai salah satu contoh hadits dhoif dan maudhu yang dijadikan sebagai pedoman orang islam saat sekarang ini, yaitu sebuah hadits yang dijadikan dasar untuk memberikan hadiah yang berupa hadiah bacaan-bacaan dan sodaqoh kemudian pahalanya dihadiahkan kepada mayit.

ما من أهل بيت يموت منهم ميت فيتصدقون عنه بعد موته إلا أهداها له جبريل عليه السلام على طبق نور، ثم يقف على شفير القبر فيقول: يا صاحب القبر العميق: هذه هدية أهداها إليك أهلك فاقبلها، فيدخل عليه فيفرح بها ويستبشر، ويحزن جيرانه الذين لا يهدى إليهم شيء

Tidak ada satu keluarga jika salah satu dari keluarganya meninggal kemudian mereka  mengeluarkan shodaqoh untuk mayit. Kemudia pahala shodaqoh itu dihadiahkan kepada mayit maka pahala itu kemudia dibawa oleh malaikat jibril di atas sebuah nampan dari cahaya, kemudia jibril berdiri dipojok kuburan si mayit kemudian berkata “wahai penghuni kubur yang dalam inilah yang dihadiahkan kepadamu oleh keluargamu maka terimalah,kemudian jibril masuk kepada kuburan si mayit dan mayitpun bergembira, melihat hal itu tetangga-tetangga mayit merasa sedih karena ia tidak dirimi apapun oleh keluarga”

Hadits ini dinyatakan oleh Al Albani sebagai hadits maudhu’, hadits yang dibuat-buat yang mana hadits ini diriwayatkan oleh imam At Thobroni dalam mu’jamul ausath kemudia imam Adz Dzahabi mengatakan hadits itu merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sebagian tabi’in yang mana hadits itu adalah munkar. Di dalam sanad ada seorang yang bernama Abu Muhammad Asy Syami kemudian imam Azdi berkata bahwa ia adalah pendusta.

Inilah sebuah hadits yang dinytakan oleh ulama ahli hadits dan maudhu’ namun pada kenyataannya hadits ini dijadikan dasar pula oleh para kaum muslimin, seakan-akan yang mereka lakukan adalah perintah agama, perintah islam, perintahnya Allah dan rasulNya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah.

Contoh yang kedua ada sebuah hadits yang disebutkan dalam kita silsilah hadits dhoif dan maudhu’, disitu disebutkan dalam juz 1 no 50

من زار قبر والديه كل جمعة، فقرأ عندهما أو عنده {يس} غفر له بعدد كل آية أو حرف

Barang siapa ziaroh kubur kedua orang tuanya setiap jum’at kemudian ia bacakan disisi kuburan kedua orang tuanya surat yasin maka diampunkan dosa bagi orang tua sebilangan tiap ayat dan huruf.”

Hadits ini juga merupakan hadits maudhu’ dan juga hadits palsu. Yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Adi dan Imam Abu Naim dalam kitab Al Akhbar Al Asbahan dari jalan Abu  Mas ‘ud yazid bin Kholid, dari amr bin ziyad dari yahya bin Sulaim Ath Thoi’ifi dari Hisyam Bin urwah dan ayahnya dari Aisyah dari Abu Bakar Ash Shidiq marfu’ kemudian imam Adz Dzahabi berkata bahwa hadits ini adalah hadits yang tidak tetap. Kemudian Imam Ibnu Adi berkata bahwa hadits ini batil yang tidak mempunyai asal dalam sanadnya kemudian ibnu adi mengatakan bahwa hadits itu adalah hadits yang dibuat-buat atas nama Nabi dan hadits itu juga dhoif.

Ini juga merupakan hadits yang dijadikan dasar agama bahwa yang namanya ziarah kubur setiap hari jum’at dan dibacakan surat yasin kepada kedua orang tua maka akan dimapuni dosa orang tuanya, padahal perbuatan mereka itu tidak bersumber dari Allah dan RasulNya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah.

Satu contoh hadist lagi dalam masalah wasilah yang dijadikan kebiasaan oleh orang-orang islam dalam meminta ampunan dosa dari Allah Ta’ala dengan wasilah Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasalam. Masih dalam kitab silsilah hadits dhoif dan maudhu’

لما اقترف آدم الخطيئة قال يا رب أسألك بحق محمد لما غفرت لي فقال الله يا آدم وكيف عرفت محمدا ولم أخلقه قال يا رب لأنك لما خلقتني بيدك ونفخت في من روحك رفعت رأسي فرأيت على قوائم العرش مكتوبا لا إله إلا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف إلى اسمك إلا أحب الخلق إليك فقال الله صدقت يا آدم إنه لأحب الخلق إلي ادعني بحقه فقد غفرت لك ولولا محمد ما خلقتك

 “Ketika Adam melakukan kesalahan, ia berkata : ‘Ya Rabbku, aku meminta kepada-Mu dengan hak Muhammad terhadap apa yang Engkau ampunkan kepadaku’. Lalu Allah berfirman : ‘Wahai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad, padahal aku belum menciptakannya ?’. Adam berkata : ‘Ya Rabbku, ketika Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu, dan Engkau tiupkan kepadaku ruh ciptaan-Mu, aku angkat kepalaku. Kemudian aku lihat di atas tiang-tiang ‘Arsy tertulis : Laa ilaha illallaah Muhammadun Rasuulullah. Maka aku tahu bahwa Engkau tidak menghimpun nama-Mu melainkan dengan makhluk yang paling Engkau cintai’. Kemudian Allah berfirman : ‘Benar kamu wahai adam, sesunngunya ia adalah makhluk yang paling aku cintai, maka mintalah kepadaku dengan haqnya. Maka Sungguh telah Aku beri ampunan untukmu. Dan seandainya bukan karena Muhammad, tentu Aku tidak akan menciptakanmu”.

Hadits ini juga hadits dhoif yang sering dijadikan dalil oleh kaum muslimin dalam masalah tawasul padahal hadits ini dikeluarkan oleh Imam Al Hakim dalam kitab Al Mustadrak dan Ibnu Asakir dan juga Imam Al Baihaqi dalam kitab Dalail An Nubuah, dan Imam Ad Dzahabi mengatakan bahwa Hadits ini adalah Maudhu’. Dan dikatakan juga dalam kitab mizanul I’tidal bahwa bahwa hadits ini adalah batil, imam Al baihaqi juga mengatakan bahwa hadits ini adalah dhoif. Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya Al Lisan juga berkata bahwa hadits ini adalah hadits yang Batil. Selain hadits ini hadits secara sanad juga dhoif secara isi/ matan sebab dalam hadits ini dikatakan, Allah berkata kepada Adam, “wahai adam berdoalah kepadaku denan haqnya muhammad maka aku mapuni dosaku” ini jelas bertentangan dengan ayat Al Qur’an bahwa nabi Adam minta diampuni dosanya tidak dengan perantara haqnya Nabi Muhammad.

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqoroh ayat 37

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Dan juga dalam surat Al A’raf ayat 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.

Selain itu ada di dalam hadits itu juga masih ada lafadz lagi yang bertentangan dengan Al Qur’an yaitu.

ولولا محمد ما خلقت

Seandainya bukan karena Muhammad, tentu Aku tidak akan menciptakanmu”

Ini bertentangan akidah yang sudah disepakati oleh seluruh umat islam bahwa Allah ciptakan Jin dan manusia itu untuk beribadah kepda Allah bukan jin dan manusia diciptakan karena Nabi Muhammad. Ini adalah perkara-perkara yang bukan dari ajaran islam yaitu tawasul dengan haq Nabi muhammad kemudian dengan itu dianggap dosa-dosanya diampuni ini jelas kesalahan dan penyelewengan yang dilakukan oleh kaum muslimin dikarenakan menggunakan dasar-dasar islam dari  hadits Nabi yang dhoif dan maudhu’ yang disangka semua itu adalah sabda Nabi namun pada hakikatnya itu bukanlah diperintahkan oleh Nabi.

Mudah-mudahan kita diberi pertolongan oleh  Allah ta’ala, hendaklah kita hati-hati di dalam melaksanakan ibadah kepada Allah, sebab bila kita salah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah justru kecapean dan kerja keras kita di dalam ibadah ini ujung-ujungnya malah masuk neraka.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories