HikmahKajian
Trending

Makna Dan Hikmah Bulan Dzulqaidah

Bulan Dzulqaidah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah dan memiliki makna serta hikmah yang penting dalam Islam. Bulan ini menjadi momentum untuk meningkatkan amal ibadah, seperti puasa sunnah, sedekah, dan amalan kebaikan lainnya.

Berikut adalah beberapa makna dan hikmah bulan Dzulqaidah:

1. Bulan Suci: Dzulqaidah termasuk dalam bulan-bulan haram (suci), di mana Allah melarang peperangan dan kekerasan. Ini menjadikan bulan ini sebagai waktu untuk merenung dan berdoa. Allah SWT berfirman:

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْاۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang tertawa di bulan haram. Mengatakan, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Namun, menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam melihat Allah. Fitnah (pemusyrikan dan pemikiran) lebih kejam daripada pembunuhan.” Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu jika mereka sanggup. Siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya lalu dia mati dalam kekafiran, sia-sialah amal mereka di dunia dan akhirat. (QS. Al-Baqarah: 217)

Sebagai bulan suci, Dzulqaidah mengingatkan umat Islam untuk menjaga adab dan etika dalam kehidupan sehari-hari, berbuat baik kepada sesama, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang.

2. Persiapan Haji: Bulan ini merupakan bulan persiapan bagi umat Islam yang akan melaksanakan ibadah haji. Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Allah SWT berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27) لِّيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ……( 28)

“Dan serukanlah kepada manusia untuk melakukan haji; niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, dari berbagai penjuru yang jauh. Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezki yang telah Allah berikan kepada mereka…” (QS. Al – Hajj: 27-29)
Rasulullah SAW bersabda:

بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلاً

“Islam itu dibangun atas lima perkara: mengucap dua kalimat syahadat, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dzulqaidah mengajak umat Islam untuk melakukan introspeksi dan memperkuat iman, mempersiapkan diri secara spiritual sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Abdullah ibn Umar, putra Umar ibn Khattab, dikenal sangat taat dan sering melakukan perjalanan haji. Di bulan Dzulqaidah, dia memperbanyak puasa dan ibadah, mempersiapkan diri dengan penuh rasa syukur dan harapan agar bisa memenuhi panggilan Allah untuk berhaji. Dia juga sering berbagi cerita dan pengalaman tentang haji kepada orang lain, mengajak mereka untuk merasakan keindahan ibadah ini.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button