Istiqomah

4 minutes reading
Thursday, 25 Jan 2024 23:03 0 971 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من سرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له
أشهد أن لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُُ
اللّهُمَّ صَلِّ وسلم على نبينا وحبيبنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أيها الحاضرون أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُون

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan yang baik ini marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala atas limpahan hidayah dan inayah-Nya kepada kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya hingga hari akhir nanti.
Pada kesempatan yang baik ini kami pesankan kepada diri kami sendiri khususnya dan kepada jamaah semuanya umumnya marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Pesan ini sering kita dengar karena senantiasa disampaikan oleh para khatib dan da’i agar kita istiqomah dalam menjalankan agama yang Allah ridhoi ini. Seseorang yang tidak bisa istiqomah dalam menjalankan agama ketika di dunia maka ia pasti tidak akan bisa istiqomah ketika melewati shirat (jembatan) di akhirat kelak.
Bermacam-macam keadaan istiqomah manusia dalam menjalankan agama di dunia ini maka bermacam-macam pula keadaan manusia ketika melewati shirat di akhirat.
Sufyan bin Abdillah At Tsaqofi berkata;

قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِم

“Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi berkata: “Maksudnya Perbaruilah imanmu kepada Allah ketika mengingat di dalam hati dan mengucapkan dengan lisan dengan menghadirkan semua makna iman kemudian beristiqomahlah.”
Maksudnya adalah komitmen mengerjakan ketaatan dan berhenti dari bermaksiat. Sebab ketika seseorang melakukan penyimpangan dari syari’at berarti ia telah keluar dari istiqomah. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُواَ۟

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka…”. (Fushshilat 41:30)
Sebuah kalimat yang ringkas namun memiliki makna yang luas, karena kalimat رَبُّنَا ٱللَّهُ dan kalimat ٱسْتَقَٰمُوا۟ merupakan dua kalimat yang mengumpulkan semua makna-makna iman dan islam, baik berupa keyakinan, ucapan maupun perbuatan, taat dan segala macamnya. Istiqomah adalah tunduk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu anhu pernah berkata tentang istiqomah:

الاستقامة أن تستقيم على الأمر والنهي ولا تروغ روغان الزباد

“Istiqomah adalah tegak lurus dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan (Allah) dan tidak tolah toleh seperti musang.”
Dalam kitab Faidhul Qadir juz 4 halaman 523 dijelaskan bahwa Umar bin Khattab radhiyallahu anhu berbicara tentang ibadahnya orang yang tolah toleh seperti musang; pada satu kesempatan ia beribadah kepada Allah sesuai syari’at namun pada kesempatan lain ia berpaling dari Allah subhanahu wata’ala dan melanggar ketentuan-ketentuan syari’at-Nya.
Orang itu menampakkan kepada orang banyak sebagai sosok yang taat beribadah, namun ketika sepi ia berpaling dan banyak melanggar syari’at Allah subhanahu wata’ala. Inilah musang yang tolah toleh sebagaimana disebutkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan definisi Istiqomah sebagimana disebutkan di dalam kitab Tahdzib Madarijus Salikin halaman 332 :

استقيموا على محبته وعبوديته ولا تلتفت عنه يمينة ولا يسيرة

“Istiqomahlah di atas dasar cinta kepada Allah subhanahu wata’ala dan beribadah kepada-Nya dan jangan berpaling ke kanan maupun ke kiri”
Berpaling dari Allah akan tampak ketika seseorang mencintai selain Allah. Kecintaan kepada selain Allah bahkan bisa menggeser kecintaannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Jika cinta kepada Allah menjadi dasar istiqomah maka semakin berkurang cintanya kepada Allah semakin berkurang pula istiqomahnya, semakin sedikit cintanya kepada Allah maka semakin sedikit pula istiqomahnya, hingga jika cintanya kepada Allah tidak ada maka istiqomahnya juga tidak ada.
Orang yang seperti ini akan susah ketika melalui shirat, semakin sedikit istiqomahnya semakin susah juga dalam melewati shirat, kait-kait yang dipersiapkan untuk mengait jatuh orang yang melalui shirat tentu akan semakin bersemangat untuk orang tersebut dan menjatuhkannya.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pengertian istiqomah semacam ini menjadi perkara yang besar dan penting karena tidak sembarangan orang yang mendapatkan pertolongan untuk bisa menjalankan istiqomah dengan sebenar-benarnya kecuali mereka yang bersungguh-sungguh mengalahkan hawa nafsunya untuk menjalankan ibadah dan taat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sudah selayaknya kita berdoa kepada Allah: “Ya Allah jadikanlah kami termasuk golongan yang istiqomah”

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من

الآيات والذكر الحكيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدَ لِلهِ حمدا كثيرا كما أمر، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُُ
اللّهُمَّ صَلِّ وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أيها الحاضرون رحمكم الله أوصيكم ونفسي أولا بتقوى الله فقد فاز المتقون

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan khutbah kedua ini kembali kami pesankan kepada diri kami sendiri khususnya dan kepada jamaah shalat jumat umumnya marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Artinya adalah kita siap menjalankan perintah Allah subhanahu wata’ala dan siap menjauhi larangan-larangan-Nya.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan, semoga banyak memberikan peringatan dan manfaat bagi kita semua. Akhirnya marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آل وأصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين
اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك الخير ولا نكفرك ونخلع ونترك من يكفرك
اللهم إياك نعبد ولك نصلى ونسجد وإليك نسعى ونحفد نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك بالكفار ملحق
اللهم أهلك الكفرة والمشركين أعداءك أعداء الدين الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك و يقاتلون أولياءك
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
اللهم أصلح ذات بينهم وبين قلوبهم اللهم انصر إخواننا المجاهدين في فلسطين خصوصا في غزة
اللهم عليك باليهود الصهيونيين الملعونين اللهم خالف بين كلمهم وزلزل أقدامهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين
اللهم ثبت إخواننا المجاهدين في فلسطين في غزة وفي بلاد المسلمين
اللهم انصر دينك وكتابك وسنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Khatib: Ust. KH. Sartono Munadi
Editor: Adib R

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *