Bahaya Sihir

5 minutes reading
Thursday, 1 Feb 2024 20:58 0 1125 admin

 

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بالله مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِىَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُُ

اللّهُمَّ صَلِّ  وسلم على نبينا وحبيبنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

أيها المسلمون أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُون

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًاِ

فَإِنَّ أَصدَقَ الحَدِيثِ كِتَابَ اللهِ وَخَيرَ الهَديِ هَديُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحدَثَتُهَا وَكُلَّ مُحدَثَةٍ بِدعَةٌ وَكُلَّ بِدعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pertama kami berwasiat kepada hadirin semua sebagaimana wasiat yang selalu diwasiatkan oleh para khatib yaitu hendaklah kita persiapkan bekal kita untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala dengan bertakwa kepada-Nya. Yaitu dengan bertakwa yang sebenar-benarnya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dengan bekal takwa itulah yang akan menghantarkan kita pada kebahagian hidup baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.

Marilah kita panjatkan syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada kita terutama nikmat taufik dan hidayah-Nya sehingga kita bisa merasakan nikmatnya iman dan takwa kepada-Nya.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya hingga hari kiamat.

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah, sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ

“Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan.” Para sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apa saja tujuh dosa besar yang membinasakan itu? ‘ Nabi menjawab; “menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa alasan yang benar, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin baik-baik melakukan perzinahan.” (HR. Al Bukhari)

Dari hadits ini ada beberapa faidah yang bisa kita ambil, di antaranya:

– Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk menjauhi beberapa perkara. Perintah menjauhi ini menunjukkan pentingnya menjauhi perkara tersebut.

– Tujuh perkara itu disifati oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai perkara yang membinasakan, menghancurkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Di antara tujuh perkara yang membinasakan adalah sihir. Secara bahasa sihir adalah memalingkan sesuatu, yang salah bisa menjadi benar (Kamus Lisanul Arab). Ibnu Qudamah mengatakan bahwa sihir adalah dukun, mantra-mantra dan jampi-jampi baik yang dibacakan atau ditulis yang bisa memberi pengaruh pada badan, hati atau akal seorang yang disihir tanpa menyentuhnya.

Adapun sihir dalam pengertian syar’i adalah kesepakatan antara tukang sihir dan setan disertai dengan syarat si penyihir harus melaksanakan perbuatan yang diharamkan atau amalan dosa besar dengan imbalan dikabulkannya permintaan si penyihir oleh setan.

Kita biasa mendengar kehebatan dukun atau penyihir di tengah masyarakat, seperti merubah kertas menjadi uang, melakukan perbuatan di luar nalar dan semisalnya berkat bekerjasama dengan setan.

Di antara kerjasama yang biasa dilakukan adalah harus menginjak-injak Al Quran, menjadikan Al Quran sebagai alas kaki ketika berak, dan berbagai tindakan pelecehan terhadap Allah, Rasulnya, dan Islam.

Ada dukun atau penyihir yang berkedok dengan menyaratkan kepada pasien yang ingin berobat  harus membawa Al Quran, tampilannya seakan baik tapi sebaliknya. Al Quran itu dihinakan olehnya sehina-hinanya. Orang seperti ini biasa dikenal oleh masyarakat sebagai orang pintar dan semisalnya.

Ada juga bentuk kerjasama yang lain antara penyihir dan setan yaitu dengan menulis ayat Al Quran dengan tinta yang bercampur dengan najis, menulis ayat atau bahkan surah dalam Al Quran secara terbalik atau biasa disebut dengan sungsang.

Ada juga kerjasama yang lain seperti perintah agar kalau shalat tidak wudhu dulu yang hakekatnya sama saja melarang shalat. Ada juga bentuk kerjasama yang lain dengan tidak memperhatikan mandi junub, melarang mandi junub setelah berhubungan suami-istri, maknanya sama yaitu melarang shalat, mana mungkin shalat dalam keadaan junub diterima.

Ada juga bentuk kerjasama yang berkaitan dengan masalah perbintangan, meyakini bintang-bintang itu memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia.

Ada juga bentuk kerjasama dengan syarat dari setan yaitu melakukan dosa besar seperti harus menggauli ibu, anak sendiri dan sebagainya. Menulis mantra-mantra berbagai macam bahasa, ada bahasa Jawa, bahasa rab dan yang lainnya.

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, di dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dijelaskan terkait kerjasama manusia dengan setan. Dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang disampaikan oleh sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi:

مَنْ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنْ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنْ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ

Barang siapa mempelajari satu cabang dari ilmu nujum, maka sesungguhnya ia telah mengambil satu bagian dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmu yang dia pelajari), semakin bertambah pula (dosanya)” (HR. Abu Daud)

Ilmu nujum atau perbintangan dengan keyakinan dalam hitungan tertentu bisa memberikan efek kebahagiaan atau kesengsaraan termasuk ilmu nujum dalam hadits di atas. Ilmu semacam ini dulu dan sekarang masih banyak diyakini dan dipraktekkan seperti ketika perjodohan dan semisalnya.

Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menyampaikan kepada beberapa sahabat bahwa hari itu ada yang melakukan kekafiran karena meyakini hujan yang turun hari ini karena semalam ada bintang ini..

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ, أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ,أو سحر أو  سُحِرَلَهُ, وَ مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَدٍ.

 “Bukan dari golongan kami orang-orang yang bertathayyur (meramal kesialan) atau minta dilakukan tathayyur terhadapnya, atau orang yang melakukan praktek perdukunan atau mendatangi dukun (menanyakan hal yang akan datang), atau melakukan sihir atau mantra disihirkan. Barang siapa mendatangi dukun lalu ia mempercayai apa yang dikatakannya, berarti dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muahmmad Shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Al Bazzar)

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, ini adalah perkara-perkara yang sangat dilarang dan Islam memerintahkan kita untuk menjauhinya. Termasuk juga ilmu mahabbah dalam sihir untuk memikat seseorang, menglariskan jualannya, meramaikan toko dan warungnya dan semisalnya.

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

يا أيها الذين آمنوا ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada khutbah yang kedua ini kembali kami mengajak jama’ah semuanya mari kita benar-benar menjauhi apa saja yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan pada kita untuk kita jauhi, kita jauhkan diri kita dan keluarga kita juga orang-orang yang menjadi tanggungjawab kita dari perkara-perkara yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.

Demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan, semoga kita semua terselamatkan dari tipu daya setan. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari tujuh perkara yang membinasakan. Semoga khutbah ini banyak memberikan peringatan dan manfaat bagi kita semua. Mari kita akhiri khutbah ini dengan berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala:

 

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

و بَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌَّ

رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

اللهم انصر إخواننا المسلمين والمجاهدين في غزة فلسطين اللهم انصر هم نصرا مؤزرا وافتح لهم فتحا مبينا ووحد صفوفهم واجمع كلمتهم وشدد رميهم وثبت أقدامهم

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ  وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

 

Khatib: Ust. Hasyim Asy’ari

Editor: Adib R

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *