Sebelumnya kita perlu mengetahui masalah – masalah berikut ini :
Berdasarkan hadits Wail bin Hujrin radiyallahu anhu :
لَأَنْظُرَنَّ إِلَي رَسُوْلِ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي قَالَ : فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ قَامَ فَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّي حَادَتَا أُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَيْهِ اليُسْرَي وَالرُّسْغَ وَ السَّاعِدَ
“Sesungguhnya saya telah melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bagaimana ia shalat. Dia berkata, “Saya telah melihat Rasululah shollallahu alaihi wasallam berdiri dan beliau bertakbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya kemudian meletakkan tangannya diatas punggung yang kiri dan pergelangan tangan kiri dan lengan kirinya.’” ( HR. Abu Dawud Dan An Nasai )
Dari hadits di atas dapat disimpulkan batas meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ialah punggung pergelangan dan lengan tangan kiri. Tidak boleh melebihi siku dengan menggenggam juga tidak diperbolehkan untuk meletakkan dan memadukan keduanya (jari kelingking dan ibu jari digenggamkan sementara jari- jari yang lainnya diletakkan). Kemudian dalam hadits yang lain diterangkan :
عَنْ وَائِلٍ بْنِ حُجْرٍ قَالَ : صَلَّيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَعَ يَدَهُ اْليُمْنَي عَلَي يَدِهِ اْليُسْرَي عَلَي صَدْرِهِ
Dari Wail bin Hujri radiyallahu anhu ia berkata,”Aku shalat bersama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam maka beliau berdiri meletakkan tangan kanan beliau di atas tangan kirinya di atas dada.” ( HR. Ibnu Khuzaimah)
Dari hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa peletakkan tangan setelah takbir yang lebih rajih adalah di atas dada.
Wallahu a’lam bishshawab.
Referensi :
No Comments