Amalan Terbaik Di Sisi Allah

6 minutes reading
Thursday, 28 Apr 2022 10:36 0 308 admin

KHUTBAH PERTAMA

الحمد لله الذي جعل جنة الفردوس لعباده المؤمنين نزلا، ويسرهم للأعمال الصالحة الموصلة إليها فلم يتخذوا سواها شغلا، وسهل لهم طرقها فسلكوا السبل الموصلة إليها ذللا، خلقها لهم قبل أن يخلقهم، وحفها بالمكاره وأخرجهم إلى دار الإمتحان ليبلوهم أيهم أحسن عملا، وجعل ميعاد دخولها يوم القدوم عليه، وضرب مدة الحياة الفانية دونه أجلا. وبشرهم بأصناف النعيم التي أعد فيها، وكمل لهم البشرى بكونهم خالدين فيها.

أحمده سبحانه بعث الرسل مبشرين ومنذرين، وعمر دارين فهذه من أجاب الداعي، ولم يبغ سوى ربه الكريم بدلا، وتلك لمن لم يجب دعوته، ولم يرفع بها رأسا، ولم يعلق بها عملا

وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة من لا مطمع له في الفوز بالجنة والنجاة من النار إلا بعفوه ومغفرته

وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى الله وإلى جنته. اللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه وأتباعه السالكين على أثره

عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون، قال تعالى

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وفي رواية أبى داود وكل ضلالة فى النار

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, nikmat iman dan islam, nikmat kesehatan, juga nikmat kesempatan sehingga kita bisa bertemu dan beribadah di bulan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya.

Kami selalu khatib berwasiat kepada diri kami pribadi dan kepada jama’ah pada umumnya, untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sungguh sangat merugi orang yang mati sedangkan dia tidak bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, setiap kita sangat mengharapkan keberkahan dari bulan Ramadhan. Terlebih ketika tamu yang agung itu datang. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berusaha memanfaatkan setiap peluang ibadah dan keberkahan yang ada pada bulan penuh berkah ini, tetapi tidak jarang kita lihat masih saja banyak dari kaum muslimin yang tidak mengambil manfaat yang banyak selama bulan Ramadhan, bahkan lebih banyak dilalaikan dengan perkara-perkara mubah yang tidak mendatangkan manfaat, makruh, bahkan yang diharamkan.

Salah seorang salaf pernah menjual budak wanitanya kepada seseorang, ketika bulan Ramadhan tiba maka tuan barunya itu menyiapkan segala hal berupa makanan dan minuman untuk persiapan selama Ramadhan. Budak wanita itu kemudian heran dengan apa yang diperbuat oleh tuan barunya itu, ia pun bertanya; “Maaf tuanku, kelihatannya anda sibuk sekali, apakah akan datang masa paceklik yang panjang tuanku?”

Tuannya menjawab; “Kami sedang mempersiapkan keperluan selama bulan Ramadhan.”

Budak wanita itu pun berkata; “Memangnya kalian tidak berpuasa selama bulan Ramadhan? Demi Allah, aku dulu hidup bersama orang yang sepanjang masanya adalah Ramadhan.”

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, dapat kita pahami bahwa mereka menjadikan seluruh bulannya adalah untuk ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala dan menjaga batasan-Nya sebagaimana mereka ketika berada di bulan Ramadhan. Di antara amalan-amalan ketaatan itu adalah:

  1. Sahur, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تسحروا فإن في السحور بركة

Artinya: “Sahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu terdapat berkah” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

  1. Mengakhirkan sahur sampai akhir malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لا تزال أمتى بخير ما عجلوا الإفطار وأخروا السحور

Artinya: “Umatku senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbukan dan mengakhirkan sahur.”  (HR. Ahmad) dan Anas bin Malik meriwatatkan dari Zaid bin Tsabit, ia mengatakan; “Kami pernah sahur bersama Rasulullah. Beliau lantas bangkit untuk mengerjakan shalat.” Anas lantas bertanya kepada Zaid, “Berapa lama waktu antara adzan dan sahur?” “Seukuran dengan lima puluh ayat” jawab Zaid. (HR. Al Bukhari)

  1. Menyegerakan buka puasa meskipun hanya dengan seteguk air, yaitu setelah pasti terbenamnya matahari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر

Artinya: “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

  1. Berdoa ketika berbuka, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa ketika berbuka;

اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت اللهم تقبل مني إنك أنت السميع العليم

Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka puasa, maka terimalah puasaku, sesungguhnya engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu Dawud)

  1. Berbuka dengan kurma baik yang basah maupun yang kering, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

عن أنس ابن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر قبل أن يصلي على رطبات، فإن لم يكن رطبات فتميرات فإن لم يكن تميرات حسا حسوات من ماء

Artinya: Dari Anas bin Malik ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr maka beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud)

  1. Memperbanyak sedekah, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau sangat dermawan di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sedekah yang paling afdhal adalah sedekah di bulan Ramadhan,” dan beliau juga bersabda: “Barang siapa memberi makan untuk berbuka puasa maka pahalanya sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
  2. Qiyamul Lail. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghidupkan malam-malam ramadhan. Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, beliau membangunkan keluarganya, semua anak-anak kecil, dan semua orang dewasa yang mampu shalat.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Sesungguhnya aku telah didatangi oleh malaikat, lalu dikatakan kepadaku, “Sesungguhnya Lailatul Qadar berada pada sepuluh malam terakhir, maka barang siapa beritikaf hendaklah ia beritikaf.” (Shahihain)

  1. Tadarrus Al Quran, karena Rasulullah memperbanyak membaca Al Quran di bulan Ramadhan dan malaikat Jibril datang kepada beliau untuk membacakannya pada beliau. (HR. Al Bukhari)
  2. I’tikaf. Yaitu menetap di masjid untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah subhanahu wata’ala mewafatkan beliau.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, demikianlah di antara amalan-amalan ketaatan yang biasa dikerjakan di bulan Ramadhan, namun kita sebagai umat dari uswah dan imamul muttaqin Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hendaknya juga mencontohi beliau dalam menjalani amalan ketaatannya.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki ciri khas yang luar biasa dalam menjalani amalan kebaikan, yaitu “Kana dimatan” amalannya rutin, yakni terus menerus tidak terputus-putus namun masih pada batas pertengahan, jauh dari rasa malas namun tidak pula kelewat batas.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

أحب الإعمال إلى الله تعالى أدومها وإن قل

Artinya: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah amalan yang paling rutin (terus-menerus) walaupun itu sedikit” (HR. Muslim)

Maka dari itulah selepas Ramadhan nanti mari kita jaga amalan ketaatan yang telah kita usahakan pada bulan Ramadhan ini, karena itulah perwujudan dari firman Allah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Makna menjadi bertakwa setelah berpuasa Ramadhan adalah amalan ketaatan hariannya setelah Ramadhan usai masih sama seperti yang dilakukan pada bulan Ramadhan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهم صلى على محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, pada kesempatan khutbah yang kedua kali ini, sekali lagi kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jama’ah pada umumnya, untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar takwa, karena sungguh sangat merugi orang yang mati sedangkan dia tidak bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, Mudawamah atau rutin dalam beraktifitas  adalah satu kunci sukses meraih ketinggian martabat dan cita-cita. Sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Sa’id bin Musayyib radhiyallahu ‘anhu yang dijuluki “Ash Shafiyyu” ahli shaf, karena selama lima puluh tahun tidak pernah melihat punggung tatkala shalat berjamaah lima waktu. Maknanya beliau selalu berada di shaf atau barisan yang paling depan.

Ulama-ulama terpercaya sepanjang generasi juga membiasakan hal serupa, seperti Ibnul Qayyim Al Jauziyyah yang membiasakan dzikir bakda shalat shubuh dan tidak keluar masjid hingga matahari telah terbit dan beranjak naik. Karena terbiasa hingga seakan itu menjadi sarapan paginya, jika sampai beliau tidak melakukannya maka beliau akan menjadi lemas dan kehilangan gairah sepanjang hari.

Akhirnya marilah kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala Semoga Allah subhanahu wata’ala mengkaruniakan kepada kita kemudahan dalam menjalankan segala amal ketaatan di bulan Ramadhan ini, juga memberikan kita taufik untuk bisa melazimi dan menjadikannya sebagai rutinitas setelah di luar bulan Ramadhan.

إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا لنكوننا من الخاسرين رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

ربنا ءاتنا من لدنك رحمة وهيء لنا من أمرنا رشدا

ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار

سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.

 

Khatib: Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories