Memanggil Allah SWT Dengan kata “GOD”

2 minutes reading
Sunday, 17 Oct 2021 15:09 0 984 admin

Bagi seorang seorang muslim yang muwahid, yang masih memiliki ghirah (kecemburuan) dalam membela agamanya tentu tidak akan memanggil Rabb-nya dengan kata God, karena secara tidak langsung sama saja kita membenarkan keyakinan-keyakinan orang di luar Islam dengan mengakui kata God yang mereka pakai kepada tuhan-tuhan mereka sama dengan God yang disematkan kepada Allah SWT. Kata ‘God’ memiliki arti yang luas, termasuk artinya Tuhan, dewa-dewa, peri dan sesembahan yang lainnya. Sebagaimana umat Nasrani menyebut Tuhan mereka dengan God, Hindu menyebut dewa-dewa mereka dengan God, Budha menyebut darta Ghautama dengan God, kaum Zoroaster menganggap bintang dan Zeus sebagai God dan isme-isme sebagainya juga menyebut Tuhan mereka dengan God.

Maka keyakinan dan perbuatan ini adalah batil, karena pada hakekatnya orang non muslim bukan menyembah Allah SWT tetapi menyembah berhala-berhala berdasarkan hawa nafsu mereka, maka tidak mungkin menyamakan Allah SWT dengan Illah-Illah yang batil. Allah SWT berfirman ;

ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

“Sembahlah Allah SWT, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya” (QS. A’raf : 59)

Apalagi kita sudah mempunyai nama bagi Illah kita yang haq, yang langsung dijelaskan oleh Dia melaluii lisan para rosulnya, yaitu Allah SWT. Maka buat apa menamakan dia dengan nama yang tidak disyariatkannya.

Nama Allah SWT juga berdasarkan suatu riwayat bahwasanya Allah SWT adalah isim ‘Adhzam (isim yang paling mulia) karena kepadaNya disandarkan nama-nama-Nya yang lain, seperti Allahu Rohman Allahu Rohim dll. Lagi pula perkara tauhid ‘asma’ wa sifat adalah perkara taufiqiyah artinya harus ditetapkan berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah, maka apa yang Allah SWT tetapkan bagi diri-Nya kemudian apa yang Rasulallah SAWtetapkan dalam nama-nama-Nya kitapun menetapkanya. Dan juga jika kita menyebut Allah dengan kata God ada unsur penyerupaan dengan mereka yang non muslim untuk memudarkan makna Illah yang haq, padahal kita diperintahkan Rasulallah untuk menyelisihi mereka, sebagaimana beliau bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ: فَهُوَ مِنْهُمْ

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka ( HR. ahmad : 5115)

Dan sabda beliau :

خَالِفُوا الْمُشْرِكِيْنَ

 

Selisihilah orang musyrik tersebut (HR. Bukhari no. 5892)

Tidak layak bagi seorang muslim menyebut Illah mereka yang haq dengan sebutan God, karena penyebutan tersebut akan menyamakan Allah SWT dengan Tuhan-tuhan yang batil. Cukuplah bagi-Nya dengan apa yang ditetapkan Allah SWT dan Rasul-Nya, karena tidak ada yang mengetahui tentang diri-Nya setelah Dia kecuali Rasul-Nya. Wallahu ‘alam bisshawab

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *